Berita Klaten
Alasan Utama Produsen di Klaten Mengecilkan Ukuran Tahu, Bukan Soal Seni
Produsen tahu di Klaten mengutarakan alasan mengecilkan ukuran tahu. Ternyata gara-gara kedelai impor.
Produsen tahu di Klaten mengutarakan alasan mengecilkan ukuran tahu. Ternyata gara-gara kedelai impor.
TRIBUNJATENG.COM, KLATEN - Kenaikan harga kedelai impor berimbas pada produsen tahu maupun tempe.
Sejumlah pengrajin tahu di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten misalnya, mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama.
Salah satu pengrajin tahu, Sritawarsih (34) mengatakan, harga kedelai impor saat ini tembus Rp 9.200 per kilogram.
Baca juga: Bangkai Babi Dibuang di 2 Sungai Klaten Positif Virus ASF, Timbulkan Penyakit, Belum Ada Obat
Baca juga: Perempuan Karawang Hina Pancasila dan Bendera Indonesia Ditangkap, Katanya Gangguan Jiwa Sejak 2016
Baca juga: TNI Polri Dikatai Perkumpulan Orang Tolol, 3 Pemuda Ini Nangis Sesenggukan Minta Maaf
Baca juga: Polri Minta PDRM Malaysia Hadirkan 1 Pelaku Parodi Lagu Indonesia Raya ke Indonesia
"Sebelumnya, harga kedelai hanya Rp 7.600 per kilogram," katanya, Minggu (3/1/2021).
Sri mengaku merasa serba salah dengan kenaikan kedelai impor dari Amerika Serikat itu.
Pasalnya, jika ia menaikan harga hasil produksinya, dikhawatirkan konsumennya akan kecewa.
"Saya bingung harus bagaimana dengan naiknya harga kedelai ini. Kalau harga tau dinaikan, jadi gak ada yang mau beli, malah jadinya serba salah," jelasnya.
Agar tidak merugi, ia terpaksa mengurangi ukuran dan berat tahu hasil produksinya.
"Ya saya kurangi isinya, biasannya saya isi 10 kg, saya isi 9,5, jadi ketebalan tahu sedikit berkurang," jawabnya.
Kenaikan Kedelai Secara Bertahap
Kenaikan harga kedelai impor ini ini berlangsung bertahap.
Sri mengatakan harga kedelai impor tersebut mengalami kenaikan sebanyak 3 kali.
"Kenaikannya bertahap, mulai Rp 200, lalu 3 hari naik lagi Rp 500, lalu setelah 3 hari naik lagi sebesar Rp 500," jawab Sri.
Jika kenaikan kedelai ini terus berlangsung, ia khawatir bisnis yang sudah ia tekuni selama 10 tahun itu akan gulung tikar.