Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

PM Boris Johnson Umumkan Inggris Kembali Lockdown sampai Pertengahan Februari

Pemberlakuan lockdown terbaru ini membuat hampir 56 juta warga "Negeri Ratu Elizabeth" kembali terkurung di kediamannya masing-masing.

AFP/IAN VOGLER
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson 

TRIBUNJATENG.COM, LONDON - Senin (4/1/2021), Perdana Menteri (PM) Boris Johnson mengumumkan, Inggris lockdown lagi sampai pertengahan Februari guna menangani wabah virus corona.

Pemberlakuan lockdown terbaru ini membuat hampir 56 juta warga "Negeri Ratu Elizabeth" kembali terkurung di kediamannya masing-masing.

Lockdown berlaku mulai Rabu (6/1/2021), kebijakan ini mencakup penutupan SD dan SMP.

Baca juga: Habib Rizieq Sebut Kerumunan di Petamburan Didukung Satgas Covid-19, Wagub DKI: Tidak Mungkin

Baca juga: Mbah Margono Solo Hilang, Tetangga Dengar Suara Rintihan, Ternyata Terjepit di Sela Rumah

Baca juga: Cerita Arofatur Warga Pekalongan Tertipu Kasur Spring Bed Palsu, Berisi Kardus dan Kayu

Baca juga: Jangan Mau Masuk Terminal Terboyo Semarang Lagi, Banyak Preman dan Calo Tiket: Pakai Terminal Resmi

Sebelumnya Skotlandia juga mengumumkan langkah serupa yang berlaku Selasa tengah malam (5/1/2021).

Sekitar 44 juta orang atau tiga perempat populasi Inggris sudah hidup di bawah pembatasan paling ketat, saat negara itu mengalami salah satu tingkat kematian terburuk akibat Covid-19 di dunia.

Situasi kian pelik dengan munculnya varian baru virus corona yang lebih menular.

Boris Johnson pada Senin mengatakan, hampir 27.000 pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit, atau 40 persen lebih banyak daripada puncak gelombang pertama pada April 2020.

Kemudian Selasa pekan lalu (29/12/2021) lebih dari 80.000 orang dinyatakan positif corona dalam 24 jam.

"Dengan sebagian besar negara sudah berada di bawah tindakan ekstrem, jelas bahwa kita perlu berbuat lebih banyak, bersama-sama, untuk mengendalikan varian baru ini saat vaksin sedang diluncurkan," katanya dikutip dari AFP.

"Di Inggris, oleh karena itu kami harus menerapkan lockdown nasional."

Aturan lockdown terbaru ini serupa dengan lockdown tiga bulan pertama pada akhir Maret hingga Juni tahun lalu.

Di antaranya adalah penutupan sekolah, bekerja dari rumah jika memungkinkan, batasan meninggalkan rumah kecuali untuk olahraga, belanja kebutuhan pokok, dan persediaan medis, serta tidak boleh ada tetangga yang berbaur satu sama lain.

Keputusan apakah akan mengadakan ujian nasional tahunan untuk anak usia 16 dan 18 tahun akan dibuat setelah konsultasi antara Menteri Pendidikan dan badan kualifikasi, kata Johnson.

Sesaat sebelum pengumuman Johnson, empat kepala petugas medis Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara mengatakan, mereka menaikkan tingkat darurat virus corona ke level lima atau yang tertinggi.

Itu berarti Layanan Kesehatan Nasional yang dikelola negara berisiko kewalahan dalam 21 hari, jika tidak ada tindakan yang diambil. (*)

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved