Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Meh Ana Jenazah Teka, Kata Ayah Captain Didik di Pekalongan, Anak Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182

Inda Gunawan (49) kakak kandung, Captain Didik Gunardi menceritakan terakhir komunikasi dengan adiknya itu pada Rabu (6/1/2021) melalui WhatsApp video

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: galih permadi

TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Inda Gunawan (49) kakak kandung, Captain Didik Gunardi menceritakan terakhir komunikasi dengan adiknya itu pada Rabu (6/1/2021) melalui WhatsApp video call.

"Saya terakhir komunikasi dengan Didik itu Rabu kemarin, biasanya setiap hari adiknya menanyakan kabar ponakan dan bapak."

"Bahkan, adiknya meminta bapak untuk datang ke Jakarta.

Baca juga: Kadus Heran Dedeh Melahirkan Tanpa Hamil, Sang Suami Juga Tak Percaya, Ini Kata Bidan Desa

Baca juga: Ini Nama-nama 62 Penumpang dan Kru Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh di Laut

Baca juga: Ayah AAW Bantah Polisikan Sumiyatun karena Masalah Pakaian: Ini Awalnya Perselingkuhan

Baca juga: Pengembalian Dana Taperum Pensiunan PNS Sudah Bisa Dicairkan Pekan Depan

Inda Gunawan kakak kandung Didik Gunardi melihatkan foto adiknya
Inda Gunawan kakak kandung Didik Gunardi melihatkan foto adiknya (TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO)

Namun, karena Covid-19 tidak bisa ke sana. Terakhir, bilang ke saya jaga kesehatan dan selalu gunakan masker ya," kata Inda kepada Tribunjateng.com, Minggu (10/1/2021)

Sebelum ada kejadian ini, ia tidak mempunyai firasat sama sekali.

Cuman, hanya heran saja yang biasanya Didik setiap hari memberikan kabar.

Beberapa hari ini, tidak memberikan kabar.

Gunawan mengungkapkan yang mendapatkan firasat musibah ini yaitu ayahnya.

"Bapak saya Ruslani (79), kemarin bilang kalau pingin ketemu Didik.

Kok sudah satu tahun lebih tidak pulang.

Ayahnya pingin disuapin makan sama Didik," ungkapnya.

Kemudian yang aneh lagi, pagi tadi saat anaknya bermain di depan pintu rumah ditegur sama ayahnya, karena ada jenazah yang akan datang.

"Tadi pagi saja, anak saya bermain di depan pintu rumah ditegur sama bapak dan ngomong 'ojo dolanan neng ngrep lawang, meh ana jenazah teka'.

Padahal bapak, belum dikabari terkait berita tersebut."

"Akhirnya, bapak saya ungsikan ke rumah yang ada di Kota Pekalongan, karena takutnya banyak warga datang ke rumah dan juga fisik sudah tua. Tapi, nanti bapak akan dikabari info itu," imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved