Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Kisah Kholifah Video Call Suami Sebelum Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Kholifah menceritakan kali terakhir melakukan video call bareng suaminya sebelum pesawat Sriwijaya Air jatuh.

ADEK BERRY / AFP
Anggota tim SAR dan KRI Rigel 933 TNI Angkatan Laut melakukan operasi di dekat pulau Lancang pada 10 Januari 2021, di mana pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air diduga jatuh sesaat setelah jet lepas landas dari bandara Jakarta pada 9 Januari. 

TRIBUNJATENG.COM, LAMPUNG - Kholifah menceritakan kali terakhir melakukan video call bareng suaminya sebelum pesawat Sriwijaya Air jatuh.

"Belum berangkat (take off), masih delay.

Jaga kesehatan ya, Bu," demikian percakapan terakhir Kholifah dengan sang suami, Sugiono Effendi (35), yang menjadi penumpang pesawat nahas Sriwijaya Air SJ 182 pada hari kejadian tersebut.

Kenangan itu diungkapkannya kepada Ketua Tim Trauma Healing Biro SDM Polda Lampung, AKBP Yuni di kediamannya, Senin (11/1/2021) siang.

Video call itu terjadi sekitar 10 menit sebelum pesawat tujuan Pontianak itu lepas landas pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 13.30 WIB.

"Video call cuma bilang pesawatnya delay, sudah itu nggak bisa dihubungi lagi," kata Kholifah.

Kholifah masih berharap tidak terjadi apa-apa kepada sang suami.

Namun, dia menyerahkan seluruhnya pada takdir dari Yang Maha Kuasa.

Menurut Kholifah, suaminya memang bekerja di Pontianak sebagai buruh bangunan.

Sugiono pulang untuk mencari tambahan tenaga kerja di sana.

Selama di Lampung pada pekan kemarin, Sugiono mengajak Pipit Piyono (25) dan Yohanes (27), tetangga satu kampung untuk diajak bekerja di Pontianak.

Sementara itu, Ketua Tim Trauma Healing Biro SDM Polda Lampung, AKBP Yuni mengungkapkan, kehadiran tim psikolog untuk membantu keluarga korban mengatasi kecemasan di tengah masa menunggu kepastian atas kecelakaan tersebut.

"Mereka (keluarga korban) sudah pasti dilanda kecemasan, menunggu kepastian kabar dari anggota keluarga mereka itu," kata Yuni.

Upaya pendampingan ini, kata Yuni, adalah untuk membantu melewati masa krisis di kejiwaan keluarga korban.

"Apalagi saat ini di masa pandemi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved