Berita Temanggung
Pemkab Temanggung Gelontorkan Rp 2,5 Miliar untuk Pembuatan Sabuk Gunung
Pemerintah Kabupaten Temanggung menggelontorkan dana Rp 2,5 miliar untuk membuat sabuk gunung pada 2021
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - Pemerintah Kabupaten Temanggung menggelontorkan dana Rp 2,5 miliar untuk membuat sabuk gunung pada 2021.
Sabuk gunung ini dilakukan sebagai upaya konservasi lahan kritis di kawasan Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau untuk mengembalikan potensi penyimpanan air baku yang melimpah.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Temanggung, Entargo Yutri Wardono mengatakan, Rp 2,5 miliar bakal dimaksimalkan untuk pengadaan bibit pohon, perawatannya, juga fasilitas operasional.
"Sebenarnya, anggaran ini masih kurang banyak. Kami ajukan Rp 9 miliar - Rp 10 miliar, namun karena masih pandemi Covid-19, hanya bisa terealisasi Rp 2,5 miliar," terangnya di Temanggung, Jumat (15/1/2021).
Dengan dana yang ada, Entargo berjanji akan memaksimalkan program tersebut agar bisa berjalan pada 2021. Khususnya di lahan-lahan kritis dengan penanganan khusus yang terletak di lereng-lereng gunung.
Entargo menuturkan, program sabuk gunung dilatarbelakangi karena masih banyaknya permintaan air bersih dari masyarakat saat musim kemarau tiba. Artinya, sumber air di beberapa daerah mengecil seiring bertambahnya tahun.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan pemetaaan untuk membagi kawasan menjadi beberapa zonasi garapan. Meliputi zonasi lahan kritis mencakup 13 kecamatan yang membutuhkan penanganan khusus DPRKPLH, zonasi lahan desa yang ditangani pemerintah desa, dan zonasi lahan warga yang ditangani para pemilik lahan sendiri.
"Untuk zonasi yang sangat sulit dan merupakan lahan kritis tidak bisa ditangani oleh masyarakat, nantinya kami tanami dengan tanaman-tanaman konservasi, yakni bambu, pohon aren, dan beringin," tuturnya.
Entargo menyampaikan, kegiatan terintegrasi dengan komponen masyarakat, ormas, dan organisasi perangkat daerah ini nantinya diharapkan dapat mengembalikan lagi mata air-mata air yang mati. Seperti sungai-sungai yang dulunya mengalir dan mengering, bisa kembali mengalir.
Ia juga mengupayakan bantuan bibit pohon dari pihak-pihak lain untuk memaksimalkan penanganan air baku di Temanggung agar kembali melimpah secara bertahap.
"Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, kami mencari CSR ke sejumlah BUMN. Secara bertahap nanti bibit yang ada kami tanam dulu, kemudian tahun berikutnya dilanjutkan lagi," jelasnya. (Sam)