Berita Pemalang
Harga Cabai Melambung Tinggi, Sambal Buatan Sukirman Tak Pedas Lagi
Berbagai hal jadi pembicaraan para pelanggan yang singgah di lapak itu, tak terkecuali harga cabai yang kian meroket.
Penulis: budi susanto | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Remang-remang lampu menerangi tenda lapak nasi kucing di satu sudut Jalan Gatot Subroto Kabupaten Pemalang.
Meski sudah lewat tengah malam, namun sejumlah pelanggan masih memadati lapak tersebut.
Berbagai hal jadi pembicaraan para pelanggan yang singgah di lapak itu, tak terkecuali harga cabai yang kian meroket.
Baca juga: Sosok Kompol Dani Kurniawan Kapolsek Semarang Utara, Alumni Akpol 2009, Sedikit Bicara Banyak Kerja
Baca juga: Kecelakaan Maut di Bawen Semarang Truk Sampah Vs Truk Boks 3 Meninggal Seketika
Baca juga: Info Gempa Hari Ini, Lampung Diguncang Gempa Magnitudo 5,4 Tak Berpotensi Tsunami
Baca juga: Ribuan Ikan Terdampar di Baubau, Pertanda Gempa Besar? Terjadi di Cilacap Sebelum Gempa Majene
Bahkan satu di antara pelanggan terus melontarkan pertanyaan penyebab mahalnya harga cabai.
"Nyong pan takok, bisane rega lombok larang, sebabe apa (Saya mau tanya harga cabai bisa mahal, penyebabnya apa)," tanya pelanggan yang mengaku bernama Purnomo warga Comal, Kabupaten Pemalang ke pemilik lapak nasi kucing dengan logat ngapaknya, Sabtu (16/1/2021) dini hari.
Sukirman pemilik lapak pun hanya merenges, dan menjawab tak tahu penyebab mahalnya harga cabai.
"Ya tidak tahu, yang jelas pedagang makanan seperti saya kena imbasnya," paparnya sembari melayani pelanggan lainya.
Sukirman juga mengaku sambal buatnya yang biasanya bikin berkeringan pembeli saat mencicipi, kini tak pedas lagi.
"Mau bagaimana lagi harga cabai setan pagi tadi tembus Rp 105 ribu perkilogram di pasar.
Alhasil sambal yang saya buat saya kurangi cabainya," jelasnya sambil tersenyum tipis.
Ia menuturkan kenaikan harga cabai setan tembus 100 persen lebih di pasar Pemalang.
"Biasanya hanya Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu perkilogram.
Cabai rawit hijau juga ikut naik jadi Rp 65 ribu padahal dulu di bawah Rp 40 ribu," ujarnya.
Perkataan Sukirman pun dibalas Purnomo, ia menyebutkan di daerah lereng Gunung Slamet yang notabene manduk wilayah Pemalang merupakan penghasil cabai.