Berita Artis
Istri Isa Bajaj Jadi Korban Pelecehan Seksual, Kumpulkan Bukti untuk Lacak Pelaku
Rahayu dan suaminya tengah mengumpulkan bukti tangkapan kamera pengintai (CCTV) terduga pelaku eksibisionis saat melakukan aksinya.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Rahayu Mutiara, istri komedian Isa Bajaj, menjadi korban pelecehan seksual.
Rahayu Mutiara mengaku belum membuat laporan polisi (LP) tertulis sebagai korban.
Rahayu dan suaminya tengah mengumpulkan bukti tangkapan kamera pengintai (CCTV) terduga pelaku eksibisionis saat melakukan aksinya.
Baca juga: Al Hasan Blak-blakan Syekh Ali Jaber Tak Ingin Dianggap Jadi Bapaknya
Baca juga: Tak Ada Pengumuman saat Airlangga Hartarto Terpapar Covid-19, Epidemiolog: Sangat Disayangkan
Baca juga: Ayah Arifin Ilyas Lemas Lihat Peti Jenazah Tiba di Kebumen, Tubuhnya Roboh, Harus Dibopong Warga
Baca juga: Ayah Indah Permatasari Ungkap Alasan Ibu Nursyah Benci Arie Kriting: Awalnya Sih Suka
Hal itu dilakukan untuk mempermudah polisi melacak terduga pelaku eksibisionis.
Adapun Rahayu Mutiara menjadi korban tindakan pelecehan seksual di kediamannya, di kawasan Kompleks Abadi, Duren Sawit, Minggu (17/1/2021) lalu saat olahraga pagi.
"Belum ada laporan, siang tadi mau ada laporan. Tetapi tadi Reskrim Polsek Duren Sawit datang ke lokasi.
Sekarang kita sedang kumpulkan bukti CCTV di situ (TKP), nomor pelat motornya," kata Rahayu saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/1/2021).
Rahayu mengatakan, sempat mengecek pelat nomor yang digunakan terduga pelaku saat melakukan aksi eksibisionis.
Namun, pelat nomor itu tak sesuai dengan jenis motor Yamaha Mio yang dipakainya.
Saat itu, terduga pelaku mengenakan kaos biru, topi biru, masker bewarna merah, dan celana pendek.
"Karena yang kemarin samar -samar (tangkapan layar CCTV), beda sama yang terdaftar, lagi dikumpulin gambar- gambarnya.
Kalau nomornya jelas baru kami buat laporan polisi (LP)," ujar Rahayu.
Ia berharap polisi bisa menangkap terduga pelaku eksibisionis tersebut.
Sebab, ia khawatir jika pelaku eksibisionis ini dibiarkan berkeliaran akan mengincar korban lebih banyak lagi, termasuk anak kecil.
"Banyak orang sakit jiwa (pelaku eksibisionis) berkeliaran, di sini banyak anak kecil, takut, khawatir kena psikologinya.