Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

OJK bakal Terbitkan Izin Merger Bank Syariah Indonesia Pekan Ini

Integrasi tiga bank syariah milik BUMN merupakan wujud inisiatif pemerintah membangkitkan industri syariah yang selama ini dianggap raksasa tidur.

Editor: Vito
ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kedua kiri), didampingi Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah Hery Gunardi (kiri), Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari (kedua kanan), dan Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo (kanan), menyampaikan keterangan pers usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12). Penandatanganan akta penggabungan itu merupakan bagian dari proses merger tiga bank syariah milik Himbara. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Proses legal merger (penggabungan) tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) bakal berlangsung sebentar lagi, yakni pada 1 Februari 2021.

Seperti diketahui, tiga bank syariah BUMN yang akan menggabungkandiri menjadi satu entitas BSI itu meliputi BRI Syarian, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Ketua Project Management Office (PMO) Bank Syariah BUMN, Hery Gunardi menyebut, saat ini pihaknya masih menunggu izin merger dari OJK yang bakal terbit dalam minggu ini.

"Tinggal hitungan hari. Kami ingin sampaikan ada beberapa hal yang kami tunggu, yaitu izin merger dari OJK. Insya Allah kami bisa terima dalam minggu ini," katanya, dalam paparan outlook ekonomi syariah secara virtual, Selasa (19/1).

Pria yang didapuk jadi Direktur Utama BSI itu juga masih menunggu pengesahan nama dan logo baru dari Kementerian Hukum dan HAM. Adapun proses lain sudah berjalan dengan baik hingga legal merger terlaksana.

Ia berharap jadwal legal merger itu tidak meleset dari target yang ditetapkan. "Mohon doanya, semoga tanggal 1 (Februari) kita bisa legal merger, dan bisa declare lahirnya sebuah bank syariah yang besar di Indonesia," ungkapnya.

Hery menuturkan, integrasi tiga bank syariah milik BUMN merupakan wujud inisiatif pemerintah untuk membangkitkan industri syariah yang selama ini dianggap sebagai raksasa tidur.

Dengan nilai aset yang mencapai sekitar Rp 240 triliun dan melayani lebih dari 14,9 juta nasabah, dia menambahkan, BSI akan berupaya menjawab berbagai tantangan pengembangan ekonomi dan industri keuangan syariah.

“Infrastruktur ini bisa menjawab tantangan yang dihadapi perbankan syariah, antara lain kita harus bisa memperkuat daya saing perbankan syariah di industri. Dari sisi produk, kita mesti punya produk yang lebih variatif dengan kombinasi kapabilitas tiga bank yang membawa kelebihannya masing-masing,” paparnya.

“Kami juga akan mendorong capability technology system, karena kami sadar bahwa bank ini ke depan harus punya kemampuan digital yang lebih baik daripada sekarang,” ucapnya.

BSI diprediksi mampu mewujudkan visi menjadi pemain global dan pemain utama di industri perbankan syariah dunia dalam kurun 3-4 tahun mendatang.

Selain memiliki fundamental yang kuat, BSI juga memiliki beragam produk untuk ditawarkan kepada masyarakat, baik di segmen ritel, UMKM, serta korporasi.

Adapun, Kementerian BUMN optimistis merger tiga bank syariah BUMN itu bisa mempercepat perwujudan multiplier effect bagi ekonomi nasional.

Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nely berharap melalui merger ini, skala cakupan dan layanan perbankan syariah dapat semakin menjangkau masyarakat.

Terlebih, menurut dia, BSI nantinya akan beroperasi dengan mengandalkan keberadaan 1.200 cabang dan 20 ribu lebih pekerja yang tersebar di seluruh pelosok.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved