Penanganan Corona
Ibu dan Bayi Positif Covid-19 Berjuang Masuk ICU, Sempat Telepon 60 Rumah Sakit di Jabodetabek
Sebanyak tiga pasien positif Covid-19 kesulitan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Sebanyak tiga pasien positif Covid-19 kesulitan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Dua di antaranya ibu dan bayi 3 tahun.
Mereka dibantu relawan Laporcovid-19 telah menghubungi 60 rumah sakit di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sejak Senin (18/1/2021) malam.
Baca juga: Pengakuan Amanda Manopo Pemeran Andin Ikatan Cinta Berstatus Janda Muda, Pernikahan Pernah Gagal
Baca juga: Biodata Deva Rachman Istri Kedua Almarhum Syekh Ali Jaber, Mantan None Jakarta
Baca juga: Pihak Bandara Soekarno-Hatta Buka Suara Terkait Identitas Palsu Korban Sriwijaya Air Jatuh
Baca juga: Perampokan di Semarang, Uang Setoran SPBU Rp 561 Juta Raib, Pelaku Bawa Pistol Terekam CCTV
Namun, semua rumah sakit yang dihubungi menyatakan bahwa ruang Intensive Care Unit (ICU) mereka sudah penuh.
Sampai Selasa (19/1/2021) siang, ketiga pasien tersebut masih belum juga dirawat di rumah sakit.
Padahal pihaknya sudah menghubungi pejabat terkait mulai dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Belum. Kami sudah menghubungi Menkes dan Gubernur Jakarta. Dan banyak pihak lain. Katanya sedang dicari, tapi belum ada sampai sekarang," kata relawan Laporcovid-19, Ahmad Arif kepada Kompas.com, pukul 13.06 WIB.
"(Kondisi mereka) bergejala dan butuh penanganan segera," kata dia.
Relawan Laporcovid-19 juga telah membagikan informasi ini di Twitter dengan turut me-mention Menkes, Gubernur DKI, serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"NEED HELP Dibutuhkan segera bed HCU/ICU RS tuk TIGA pasien Positif. Dua diantaranya seorang Ibu & Bayi 3 Tahun Sejak semlm relawan @LaporCovid tlh hubungi 60 RS di JABODETABEK dan semua Full Request ke @dinkesJKT takada hasil
@BudiGSadikin
@aniesbaswedan
@ridwankamil"
Pukul 14.49 WIB, Arif memberi kabar baik bahwa bayi dan ibunya telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
"Pasien baru dapat di RSCM," kata Arif.
Namun, Arif menyebut, ibu dan anak itu tak langsung menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU).
Sebab, tempat tidur ICU di RSCM juga sudah seluruhnya terisi.
"Masih harus antre karena UGD juga penuh," kata Ahmad Arif.
Arif menyesalkan kondisi penuhnya RS di Jabodetabek di tengah meningkatnya kasus Covid-19 dan orang-orang yang membutuhkan perawatan.
Selain kasus ibu dan bayinya itu, Arif menyebut ada sejumlah kasus lain di mana pasien Covid-19 kesulitan mendapatkan RS.
"Poinnya saat ini rumah sakit sudah kolaps," kata dia.
Ia menyarankan kedepannya pemerintah bisa membangun sistem keterisian tempat tidur di rumah sakit yang bisa dipantau secara real time.
Dengan begitu, pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan bisa mencari RS dengan mudah.
Terbebani Bodetabek
Sulitnya mencari RS di Jakarta tak mengherankan jika melihat kapasitas RS yang hampir penuh.
Pada Selasa pagi, pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengungkap kondisi rumah sakit Ibu Kota hampir penuh seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19.
Dari 101 RS rujukan Covid-19 di Jakarta, kapasitas tempat tidur yang tersisa tinggal 13 persen.
"Kapasitas tersisa 13 persen lagi untuk menampung pasien Covid-19, baik yang berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta," tulis akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta.
Angka penggunaan tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit di DKI Jakarta sebanyak 87 persen karena melayani warga lintas provinsi.
Bila hanya memperhitungkan warga dalam satu provinsi, yaitu warga DKI Jakarta, maka angkanya sebesar 63 persen.
Jika dibandingkan dengan BOR provinsi lain, maka BOR DKI Jakara lebih tinggi.
Sebagai gambaran, BOR di Provinsi Banten 79 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 78 persen, Jawa Barat 73 persen, dan Jawa Timur 69 persen.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemprov DKI Jakarta berharap pemerintah pusat bisa membangun fasilitas kesehatan Covid-19 di daerah penyangga Jakarta.
Pasalnya, fasilitas kesehatan di Jakarta direpotkan dengan banyaknya warga dari luar Jakarta memenuhi rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta.
"Karena kalau daerah di sekitar Jakarta tidak mendapat dukungan yang lebih dari pemerintah pusat, itu akan berdampak pada ketersediaan fasilitas di Jakarta yang memang Covid-nya masih tinggi," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa malam.
Dia berharap, kebijakan dari pemerintah pusat tidak hanya pada penetapan waktu penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilakukan secara serentak.
Pemerintah pusat juga bisa memberikan fasilitas kepada daerah-daerah lain, khususnya di sekitar Jakarta yang kasus penularan Covid-19 terbilang tinggi.
"Artinya koordinasi ini memang harus dipimpin oleh pemerintah pusat, seperti kebijakan (penerapan PSBB) 11-25 itu kan kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat," kata Ariza. (*)
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunjateng.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Perjuangan Masuk ICU Ibu dan Bayi Positif Covid-19, Sempat Telepon 60 RS di Jabodetabek"
Baca juga: Eks Pemain Persipura Jayapura Ditangkap Polisi karena Aniaya Pacar, Berawal Kalah Main Mobile Legend
Baca juga: Hasil Bundesliga Tadi Malam Leverkusen Vs Dortmund, Gol Gelandang Muda Jerman Kandaskan Die Borussen
Baca juga: Hasil Premier League Leicester City Vs Chelsea, The Foxes Puncaki Klasemen Setelah Libas The Blues
Baca juga: Kecelakaan Maut Honda HRV Ngebut Sulit Dikendalikan, Lawan Arah Tabrak APV dan 2 Motor di Semarang