Berita Regional
Kenangan Sang Ayah Praka Anumerta Dedi, Bensin Habis Saat Antarkan Ikut Tes Masuk Prajurit TNI
Kesedihan menyelimuti keluarga Praka Anumerta Dedi Hamdani yang menjadi salah satu prajurit TNI yang gugur akibat ditembak oleh kelompok kriminal bers
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kesedihan menyelimuti keluarga Praka Anumerta Dedi Hamdani yang menjadi salah satu prajurit TNI yang gugur akibat ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua, Jumat(22/1/2021).
Jenazah Praka Anumerta Dedi Hamdani dimakamkan secara militer di pemakaman keluarga yang berada di Desa Plambek, Lombok Tengah, Minggu (24/1/2021).
Sejumlah karangan bunga dengan ucapan belasungkawa dari petinggi TNI memenuhi halaman rumah almarhum Dedi Hamdani.
• Asetnya Terkena Jalur Tol, Tommy Soeharto Gugat Pemerintah Rp 56,6 M, Minta Proyek Dihentikan
• Jokowi Akan Melantik Listyo Sigit sebagai Kapolri Gantikan Jenderal Idham Azis pada 27 Januari
• Bakamla Tangkap 2 Kapal Tanker Asing Diduga Transfer BBM Ilegal di Perairan Pontianak
• Hasil Lengkap & Klasemen Liga Italia: Juventus Tembus 4 Besar, AC Milan Masih Bertengger di Puncak
Sang ayah, Muhdin tak sanggup menahan air mata menuturkan kesedihannya, perasaan yang tidak karuan, tidak pernah menyangka putranya pergi untuk selamanya.
Walau mengaku telah mendapat firasat dalam mimpi sebelum kepergian putra kebanggannya tersebut.
"Perasaan saya sudah tidak karuan, sedih sekali, memang sebelumnya saya ada firasat mimpi," ujar Muhdin.
Dedi sebenarnya sudah berencana untuk pulang ke rumahnya di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Ia rencananya cuti pada dua bulan mendatang untuk melangsungkan pernikahannya.

"Dua minggu yang lalu dia telepon, dua bulan lagi dia akan pulang ambil cuti untuk menikah," ujar Muhdin dengan berlinang air mata saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Plambek, Lombok Tengah.
Muhdin menuturkan, anak laki-lakinya itu akan menikahi pujaan hati yang merupakan orang satu kampungnya.
"Pacarnya gadis orang sini, dia pacaran sudah lebih 5 tahun," kata Muhdin.
Menurut Muhdin, selama di Papua, Dedi jarang menelepon karena tidak ada sinyal.
"Kalau saya yang telepon susah, sering tidak nyambung, karena tidak ada sinyal. Jadi saya hanya menunggu telepon," kata Muhdin.
Ia mengenang anaknya itu sebagai sosok yang memiliki tekad kuat untuk menjadi anggota TNI.
"Memang dia niatnya keras menjadi TNI, sejak kecil memang itu cita-citanya, dia latihan selalu latihan gigih," kata Muhdin.