Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Mayat Arneta Fauzia dan 3 Anaknya Berhasil Diidentifikasi, Kisah Pilu Suami Hingga Rumah Kemalingan

Jenazah penumpang Sriwijaya Air SJ-182 Arneta Fauzia dan ketiga anaknya berhasil teridentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI).

Editor: galih permadi
warta kota
Sebanyak 36 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 diserahkan ke Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021). 

"Pada hari Rabu (13/01/2021) salah seorang anak korban, pamit ke Bogor entah lupa atau gimana kunci rumahnya ke bawa," ujarnya.

Ketua RT setempat, Nanang Wahyudi menjelaskan pada saat itu keadaan rumah korban tengah kosong dan tidak ada orang didalamnya.

Kemudian pada Minggu (17/1/2021) pagi tadi, Yayu salah seorang ART mencoba mengecek kondisi rumah korban ternyata beberapa peralatan rumah raib.

"Ada satu unit sepeda, stroller bayi, tabung gas elpiji tiga kilogram, hingga galon air minum raib digondol maling," jelasnya saat dihubungi, Minggu (17/1/2021).

Nanang juga mengatakan, posisi keadaan rumah sudah kebuka dan diketahui genteng rumah korban telah terbuka sebanyak empat titik.

"Lewat genteng, ada empat (genteng) dibuka, terus lewat plafon, turun ke kamar belakang dan keluar lewat pintu belakang," sambungnya.

Selanjutnya, pihak setempat langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib untuk segera ditindaklanjuti.

Masyarakat pun sangat menyayangkan apa yang telah dilakukan oleh para pelaku pencurian.

Pasalnya menurut warga disaat kondisi seperti ini, para pelaku tidak memiliki hati yang peduli dengan keadaan korban bersama dengan keluarga yang ditinggalkan.

Duka Sang Suami

Yaman Zai asal Nias, Sumatera Barat, tak bisa menutupi kesedihannya setelah mendengar kabar pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan antara Pulau Laki-Lancang, Kepulauan Seribu.

Sebab, istri dan ketiga anaknya adalah penumpang di atas pesawat nahas tersebut.

Rencana liburan bersama keluarga di Pontianak seketika berubah menjadi duka.

Mata Yaman Zai basah. Perasaan sedih dan kehilangan menyelimuti pikirannya setiba di Bandara Supadio Pontianak.

Yaman Zai sudah satu tahun tinggal di Pontianak. Ia mengatakan istri dan ketiga anaknya berangkat menuju Pontianak dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved