Berita Artis
Peracik Bumbunya Meninggal, Indomie Duduki Rangking 8 Sebagai Produk Paling Laku di Dunia
10 merek produk paling laris di dunia diambil laporan World Panel, satu di antaranya adalah dari Indonesia yakni Indomie Goreng
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - Peracik Bumbu Indomie, Nunuk Nuraini, meninggal dunia pada Rabu (27/1/2021) pukul 14.55 WIB.
Berita meninggalnya Nunuk Nuraini ini sampai trending di Twitter.
Bagaimana tidak, mie instan yang dibuat pada tahun 1972 ini memiliki cita rasa yang disukai oleh masyarakat dunia.
Di Indonesia sendiri, mie lezat ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp 2.650.
• Eko Patrio Salah Tulis Karangan Bunga, Beri Ucapan Selamat Menikah untuk Vega Darwanti dan Mertua
• Pacar Dipo Latief Punya Pulau Pribadi, Nikita Mirzani: Bukan Punya Air Lautnya Kan?
• Susiato Tewas Dibunuh Teman Kos Gara-gara Pelaku Tersinggung Disebut Ganteng
• Mayat Sugiarti Baru Dilepas Buaya Setelah Disetrum Warga
Sementara itu, produk Mie Instan Indomie ini juga dikenal oleh masyarakat dunia.
Bahkan pada tahun 2017, Indomie berada di posisi ke-8 Sebagai Produk yang paling laku di dunia.
Kantar World Panel mengunggah laporan tahunannya mengenai "Brand Footprint Ranking 2017".
Laporan tersebut diunggah dalam bentuk PDF, melalui website www.kantarworldpanel.com pada akhir 2017.
Dokumen Brand Footprint Ranking berisi tentang ranking merek-merek produk FMCG yang paling laris di dunia.
FMCG merupakan kepanjangan dari Fast Moving Consumer Goods, adalah produk yang memiliki perputaran omset dengan cepat, dan biaya yang relatif rendah.
Tribunjateng.com merangkumkan 10 merek produk paling laris di dunia diambil laporan World Panel.
Yang mengejutkan, satu di antara 10 produk tersebut adalah dari Indonesia.
Berikut laporan dari Kantar World Panel.
Posisi pertama ditempati oleh Coca-Cola.
Minuman ini diproduksi pertamakali oleh seorang ahli farmasi asal Atlanta, Georgia, AS , yang bernama John Pemberton.
Di tahun pertamanya, Pemberton hanya bisa menjual sembilan gelas Coca Cola dalam sehari.
Pada akhir abad ke 19, Coca-Cola akhirnya dibeli oleh pembisnis yang bernama Asa Griggs Candler. Coca Cola berhasil mendominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-20.
Produk dari Perusahaan The Coca-Cola di antaranya, Sprite, Fanta, Teh Rio, Frestea, Minute Maid.
Posisi kedua ditempati oleh produk merek Colgate.
Colgate adalah merek pasta gigi yang diproduksi oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Amerika Colgate-Palmolive.
Ketiga, Lifebuoy.
Sabun Disinfektan Royal Lifebuoy diluncurkan pada tahun 1894 oleh PT Unilever sebagai suatu produk baru yang terjangkau di Inggris. Lifebuoy didedikasikan untuk mendukung masyarakat memperoleh kebersihan diri yang lebih baik.
Kini, sabun asal Inggris tersebut sudah berkelana ke seluruh dunia, menjangkau negara-negara Asia, Afrika. Termasuk Indonesia.
Ke empat, Maggi.
Perusahaan Nestle didirikan pada tahun 1866 di Vevey, Swiss. Nestle merupakan perusahaan makanan terbesar di dunia diukur berdasarkan pendapatannya. Produk Nestlé meliputi makanan bayi, air minum kemasan, sereal sarapan, kopi, gula, produk susu, es krim, makanan hewan peliharaan dan makanan ringan. Nestle memilki 29 merek, di antaranya ada Nespresso, Nescafé, Kit Kat, Smarties, Nesquik, Stouffer, Vittel, dan Maggi.
Maggi menempati posisi ke 4 sebagai produk yang memiliki daya jual tinggi, sedangkan Nescafe menempati posisi ke 7.
Posisi 5 dan 6 ditempati oleh Perusahaan PepsiCo.
PepsiCo adalah perusahaan yang bergerak di Industri makanan ringan, makanan, dan minuman. PepsiCo memiliki beberapa merek dunia yang paling populer, di antaranya Pepsi-Cola,Mountain Dew, Diet Pepsi, Lay, Doritos,Tropicana, Gatorade, dan Quaker.
Snack Lays menduduki posisi ke lima sebagai produk paling laku di dunia. Sedangkan Pepsi, menduduki peringkat ke 6.
Posisi ke delapan ditempati oleh Indomie.
Produk asal Indonesia ini diproduksi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Perusahaan tersebut merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma. Pada 5 Februari 1994 telah berubah nama menjadi Indofood Sukses Makmur. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Terakhir, posisi 9 dan 10 ditempati oleh merek Kinnos dan Shampo Dove dari perusahaan Unilever asal Inggris.
(*)
• Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun Aiptu Janadi Polrestabes Semarang Meninggal Dunia
• Boy William Masih Berteman Baik dengan Sheryl Sheinafia Mantan Pacar: Dia Itu Keren
• Kapten Safari Menolak Hadiah Liburan ke Bali Dr Aqua Dwipayana: Minta Dialihkan ke Rehab Musala
• Pria Berinisial R Rela Bayar Rp 20 Juta Demi Fantasi Bercinta Bareng 4 PSK Cilik