Berita Nasional
Survei 2021: TNI Paling Dipercayai Publik, Kalahkan Presiden & KPK hingga DPR
Survei 2021 terbaru Indikator Politik Indonesia menempatkan TNI sebagai institusi paling dipercayai publik dengan persentase mencapai 89,9 persen.
9. Partai Politik: 47,8 persen
Dalam survei yang sama, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi juga menyebut kepuasaan publik terhadap Presiden Joko Widodo menurun.
Menurut Burhanuddin, penurunan angka kepuasan publik berada di titik paling rendah sejak 2016.
"Ini titik terendah tingkat kepuasan pada Pak Jokowi, bahkan sejak Juni 2016," ujar Burhanuddin, dalam diskusi daring yang digelar IPI, Senin (8/2/2021).
Burhanuddin menuturkan, persentase kepuasan publik turun jika dibandingkan pada September 2020 lalu yang mencapai 68,9 persen.
Penurunan tersebut menurut Burhanuddin tidak signifikan, namun menjadi alarm untuk Presiden Jokowi.
"Tren ini kalau tidak diantisipasi oleh Presiden bisa alarming (mengganggu), karena sebagian pendukung loyalnya sudah bergeser," papar Burhanuddin.
Kemudian, survei IPI juga menunjukkan angka ketidakpuasan publik pada kinerja Presiden Joko Widodo meningkat dalam setahun terakhir.
Survei IPI pada Februari 2020 hingga Februari 2021, angka ketidakpuasan pada Presiden Jokowi naik dari 28 persen menjadi 35,6 persen.
"Orang puas dan tidak puas ditentukan oleh pilihan di 2019. Pendukung Pak Jokowi cenderung puas pada kinerja presiden, pendukung Prabowo cenderung tidak puas. Meskipun Pak Prabowo sekarang sudah menjadi bagian dari pemerintah," tuturnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Survei: TNI Institusi Paling Dipercayai Publik, Kalahkan Presiden hingga Polri"
• Ini Spesifikasi Kapal Rusia yang Terpergok di Perairan Aceh, Mampu Jelajahi Kutub Utara & Selatan
• KKB Papua Makin Berani, Ancam Kades hingga Rampas Dana Desa, Aparat Tak Bisa Berbuat Banyak
• Rencana Pemberian Gelar Doktor HC Ke Nurdin Halid Ditolak Mahasiswa, Unnes: Ini Usulan PSSI
• Senator Republik Gabung Demokrat Sepakat Digelarnya Sidang Pemakzulan Donald Trump