Berita Regional
Penusukan Plt Kepala Dinas Parekraf DKI Berawal Mantan Satpam Sakit Hati, Berikut Fakta-faktanya
Gumilar Ekalaya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta menjadi korban penusukan, Rabu (10/2/2021).
RH saat itu datang menemui bidang kepegawaian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta pada Senin (8/2/2021).
"Sebelum bertemu korban pertama (Gumilar), pelaku sudah tanya ke bidang pegawaian dua hari sebelumnya, bagaimana status kerja pelaku. Ternyata statusnya sudah habis, kemudian dia diminta tanya di dinas tempat dinaungi, yaitu di Dinas Kebudayaan, bukan di Dinas Parekraf," ujar Azis dalam rekaman suara yang diterima, Kamis (11/2/2021).
RH juga bertemu dengan Gumilar di kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta pada Rabu (10/2/2021).
RH juga menanyakan status kontraknya yang habis kepada Gumilar.
3. Kesal dan mengancam
RH kesal mendapatkan jawaban yang dianggapnya normatif terkait status pemutusan kontrak kerja.
Pelaku diminta menanyakan status kontrak kerjanya kepada pihak Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
"Dijawab seperti itu timbul amarah pada tanggal 8 Februari. Kemudian, tersangka sampaikan ancaman kepada salah satu pegawai di bidang kepegawaian," ujar Azis.
"'Hari ini Bapak boleh selamat, lain hari Bapak pulang tak selamat.' Itu ancaman ke orang lain, yaitu pegawai bidang kepegawaian," ujar Azis menirukan ancaman RH.
Pelaku mendapatkan jawaban serupa dari Gumilar saat bertemu di kantor Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.
“Jadi pelaku bermaksud ingin melakukan konfirmasi ke Plt Kadis langsung, tapi kepala dinas menyampaikan normatif apa adanya bahwa pelaku ini pegawai yang diangkat kontrak di Dinas Kebudayaan, silakan bertanya ke sana," kata Azis.
4. Eksekusi
RH merencanakan aksi penusukan terhadap Gumilar Ekalaya. Pelaku membawa sebilah belati untuk menusuk Gumilar saat datang ke kantor.
"Iya (sudah berencana menusuk). Karena belati pun juga sudah dibawa dari rumah," ujar Azis.
Menurut Azis, RH tidak secara khusus menargetkan korban penusukannya. Azis menyebutkan, siapapun yang ditanya RH dan memberikan jawaban yang tak sesuai bisa menjadi korban penusukan RH.