Hujan Saat Imlek Simbol Keberkahan, Kalau Tidak Hujan Akankah Ada Bencana?
Sebagian orang menganggap bahwa gerimis yang turun saat Imlek, merupakan keberkahan yang diberikan Dewa.Lalu bagaimana bila tidak ada gerimis atau h
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Tahun baru China alias Imlek 2021 jatuh pada Jumat (12/2/2021). Hari ini merupakan hari bahagia bagi masyarakat Tionghoa.
Masyarakat sering berpikir bahwa perayaan tahun baru Imlek, erat kaitannya dengan hujan gerimis.
Sebagian orang menganggap bahwa gerimis yang turun saat Imlek, merupakan keberkahan yang diberikan Dewa.
Lalu bagaimana bila tidak ada gerimis atau hujan saat tahun baru China?
Baca juga: Dituding Telantarkan Putra, Ashanty: Dia Mikirnya Anak Angkat Itu Harus Tinggal Serumah
Baca juga: Meski Sudah Cerai, Gading Marten Akui Video Syur Gisel Masalah Terberat di Hidupnya
Baca juga: Bocah 8 Tahun Saksikan Ayahnya Bunuh Putri Pak Kades, Celetukannya Bongkar Penyamaran Pelaku
Baca juga: Tersinggung Ditagih Utang, Adik Ipar Tega Bacok Kakak Iparnya Hingga Tewas
Seorang Pengamat Budaya Tionghoa, Andrian Cangianto, menuturkan bahwa tidak hanya etnis China saja yang menganggap gerimis adalah berkah.
Soal hujan yang tidak turun saat Imlek, hal tersebut bukan berarti akan ada bencana yang turun.
"Semua agama dan semua warga dunia, saya rasa menganggap bahwa gerimis adalah berkah. Air adalah berkah yang diberikan oleh Tuhan untuk kehidupan manusia. Apalagi Indonesia adalah negara agraris. Air sangat diperlukan untuk persawahan," tutur Andrian saat ditemui Tribunjateng.com di Klenteng Tek Hay Bio, Semawis, Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/2/2018).
Apabila hujan tidak turun pada bulan Januari hingga Maret, hal tersebut lah yang menjadi bencana.
Di negara Indonesia, musim hujan turun dari bulan Oktober hingga Maret.
Apabila tidak ada hujan hingga Maret, sudah pasti kekeringan melanda Indonesia.
"Karena Imlek jatuh pada bulan sekitar Januari dan Februari, maka Imlek identik dengan hujan," jelasnya.
Bagi Andi, tidak semua air yang turun dari langit saat Imlek adalah keberkahan. Bila air yang diturunkan terlalu banyak, jelas hal tersebut adalah bencana.
Hujan saat perayaan Tahun Baru Imlek itu jadi hal yang ditunggu-tunggu lantaran dianggap membawa hoki.
Kamu tentu pernah mengalami kehujanan saat sedang merayakan Imlek bersama keluarga.
Bukan tidak mungkin hujan yang turun itu mengganggu seabrek rencana yang sudah kamu susun.
Terpaksa di hari libur Imlek kamu cuma bisa nongkrong di rumah seharian.
Kenyataannya, hujan malah diharapkan selalu turun menjelang dan tepat di Tahun Baru Imlek bahkan semakin deras hujannya semakin bagus.
Perayaan Imlek yang selalu bertepatan dengan musim penghujan bukan tanpa sebab.
Ternyata ada legenda di baliknya yang penting untuk kamu ketahui.
Lantas mengapa hujan menjadi hal yang penting dalam perayaan Imlek?
Ketua Yayasan Kelenteng Kebun Jeruk TITD Low Lie Bio Semarang, Indra Satya Hadinata mengungkapkan, nenek moyang orang Tionghoa bermatapencaharian petani.
Mereka mengandalkan penghidupan murni dari hasil bercocok tanam.
Nah, Tahun Baru Imlek rupanya jadi penanda datangnya musim semi.
"Di Tiongkok yang kala itu mayoritas penduduknya hidup bertani, perayaan Imlek inilah sebagai perayaan musim semi," tutur Indra.
Musim semi membawa kabar gembira dan pengharapan bagi petani.
Pasalnya, di momen ini mereka dapat memulai kegiatan bercocok tanam pasca berlalunya musim dingin yang menyebabkan aktivitas bekerja mereka terhenti.
Meski orang Tionghoa kini banyak yang tak bekerja sebagai petani, mereka tetap melanggengkan tradisi ini.
Indra mempercayai, hujan sebagaimana unsur air, selalu mendatangkan rezeki.
"Air merupakan satu sumber kehidupan. Maka waktu Tahun Baru Imlek sering bersamaan dengan turunnya hujan karena dipercaya membawa rizki bagi orang Tionghoa," katanya.
Jadi, itulah mengapa hujan di Tahun Baru Imlek adalah perlambang akan ada banyak rezeki dan keberuntungan menunggu di tahun baru.
(tribunjateng.com)