Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Kisah Penjual Benalu Teh di Kemuning Karanganyar, Awalnya Tak Tahu Ada Khasiatnya

Adit sapaan akrabnya baru mengetahui tumbuhan yang dianggap liar itu memiliki khasiat setelah diberitahu oleh tetangganya. Di pekarangan rumahnya semu

Penulis: Agus Iswadi | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Agus Iswadi
Adit saat memilah daun benalu teh kering di rumahnya Ngadirejo RT 5 RW 2 Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Aditiya Dwi Saputra (24) warga Ngadirejo RT 5 RW 2 Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, semula tidak tahu ternyata benalu teh yang tumbuh di pekarangan rumahnya dipercaya memiliki khasiat. 

Adit sapaan akrabnya baru mengetahui tumbuhan yang dianggap liar itu memiliki khasiat setelah diberitahu oleh tetangganya. Di pekarangan rumahnya semula tumbuh tiga pohon teh tapi satu pohon tumbang belum lama ini. 

"Awalnya itu malah yang tahu tetangga. Zaman dahulu itu kan orang tua sering menggunakan untuk obat herbal. Pertama yang mencoba itu ibu saya, kan punya penyakit miom seperti ada benjolan. Dirujuk ke rumah sakti daerah Solo (2017), dan diminta operasi. Ibu saya tidak mau.

Dari tetangga disarankan pakai herbal, dicoba dulu seminggu rutin (minum benalu teh). Sehari tiga kali," katanya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (13/2/2021). 

Seusai rutin minum air rebusan teh benalu, ternyata benjolan yang diderita ibundanya berangsur mengecil.

Dia menceritakan, setelah diperiksakan kembali ke dokter ternyata benjolannya mengecil.

Akhirnya dokter menyarankan supaya rutin minum ramuan benalu teh tersebut. 

Adit menuturkan, dalam ramuan itu selain ada beberapa lembar daun benalu teh juga ada campuran kulit mangkis kering dan daun lainnya.

Disesuaikan dengan penyakit yang diderita. Disarankan ramuan tersebut tidak perlu dicampur dengan gula. 

"Sekarang sudah tidak terjadi apa-apa (tidak ada benjolan). Sekarang ibu masih minum tapi tidak rutin seperti dulu. Paling seminggu atau sebulan sekali," ucap pemuda 24 tahun itu. 

Lantaran banyak dicari orang untuk keperluan obat, Adit akhirnya menjual benalu teh kering tersebut dalam kemasan mika plastik berukuran A4.

Satu kemasan mika berisi daun benalu teh kering dijualnya senilai Rp 40 ribu. Lanjutnya, satu kemasan mika cukup untuk konsumi selama seminggu.

"Sistemnya getok tular (dari mulut ke mulut). Dari para tetangga. Ada yang cari benalu teh, disarankan ke tempatnya Pak Teguh (bapak saya)," terangnya. 

Selain dari Karanganyar, ada pula warga asal Sragen, Sukoharjo, dan Wonogiri yang mendatangi rumahnya untuk membeli benalu teh.

Benalu teh yang dijualnya diperoleh dari pucuk dua pohon teh yang tumbuh di pekarangan rumahnya.

Dalam memanen benalu teh tidak bisa dilakukan setiap hari, paling tidak butuh satu hingga dua bulan untuk sekali panen. 

Sebelum dijual, daun benalu teh yang sudah dipanen dijemur dalam ruangan selama 3-5 hari.

Apabila sedang musim hujan membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk proses pengeringan.

Dia menjelaskan, dalam sekali panen memang tidak bisa menghasilkan daun benalu yang banyak.

Dalam sekali panen dia paling tidak dapat menghasilkan sekitar 10 bungkus mika berisi daun benalu kering.

"Bedanya dengan daun teh itu, benalu teh yang sudah tua warnanya polos dan agak lembek. Warna daunya tidak seperti teh, jadi hijau muda. teh kan agak pekat," ungkap Adit. 

Dia mengungkapkan, benalu teh dipercaya memiliki khasiat untuk membantu penyembuhan pasca operasi, membantu penyembuhan kanker, gondok, ambien, asam urat dan lainnya. 

"Saya jualnya hanya benalu teh kering. Campurannya tergantung pembeli, sesuai kebutuhan," ujarnya. 

Dalam proses pembuatan, paling tidak membutuhkan 3-5 lembar daun benalu teh kering dan direbus dengan air sekitar 500 ml. Hasil dari rebusan tersebut dapat diminum 3 kali sehari. (Ais)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved