Berita Semarang
Tak Ingin Ada Lagi Helikopter Jatuh, Anggaran Penerbad TNI AD Dinaikan Rp1,6 Triliun
Menurutnya berkaca helikopter jatuh milik Penerbad pada bulan Juni 2020 di Semarang, Komisi I DPR RI memastikan asuransi dan perawatan pesawat harus t
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Komisi 1 DPR RI tinjau Puspenerbad Lanumad Ahmad Yani Semarang, Senin (15/2/2021).
Kunjungan tersebut dipusatkan di Skadron-11/Serbu dan dilakukan rapat dengar pendapat dengan Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (DANPUSPENERBAD) Mayjen TNI Teguh Pudjo R beserta jajaran.
Ketua tim kunjungan kerja Komisi I DPR RI, Bambang Kristiono mengatakan kunjungannya ke Skadron-11/Serbu di Lanumad Ahmad Yani untuk mengecek pengalokasian anggaran Penerbad. Pasalnya alokasi anggaran Penerbad ditingkatkan Rp1,6 triliun.
Baca juga: Pemkab Temanggung Ajukan 3000 Pegawai Jadi Setara PNS pada 2021
"Artinya yang tadi hanya bisa untuk 128 pesawat itu hanya 24 yang available. Dengan peningkatan anggaran Insyaallah 60 persen dari pesawat yang grounded bisa terbang," ujarnya.
Menurutnya berkaca helikopter jatuh milik Penerbad pada bulan Juni 2020 di Semarang, Komisi I DPR RI memastikan asuransi dan perawatan pesawat harus tepat waktu.
Hal ini bertujuan agar kejadian tersebut tidak terjadi lagi.
"Kedepan nyawa itu bukan harga yang murah. Tidak boleh ada satu nyawa hilang," ujarnya.
Ia mengatakan, komitmen tersebut juga diutarakan Danpuspenerbad Mayjen TNI Teguh Pudjo R dihadapan komisi I bahwa rela dicopot jabatannya apabila masa perawatan tidak sesuai.
Terlebih saat ini Penerbad memiliki helikopter tercanggih yakni Apache. Perawatan harus dilakukan 100 persen.
"Saat ini kita kontrak dengan Amerika. Jadi teknisi helikopter Apache dari Amerika. Oleh sebab itu kami akan lakukan evaluasi terus menerus. Sehingga tidak perawatan (Apache) yang terlewat,"tutur dia.
Danpuspenerbad, Mayjen TNI Teguh Pudjo R mengatakan kunjungan komisi 1 DPR RI membahas tentang persiapan operasional pesawat Puspenerbal.
Pihaknya telah menyampaikan kondisi yang ada saat ini dan penggunaan anggaran di tahun 2021.
"Dengan anggaran yang lebih besar bisa me available (menyediakan) pesawat lebih banyak," ujarnya.
Menurutnya, saat ini terdapat 24 pesawat yang tersedia, sisanya masih bermasalah dan harus overhaul (perbaikan).
Namun demikian seluruh pesawat milik Penerbad baik fix wing (pesawat terbang) maupun rotary (helikopter) telah tersertifikasi.
"Jadi kondisi yang masi grounded (bermasalah) harus tetap grounded menunggu overhaul. Sementara yang lolos sertifikasi sudah diizinkan terbang," jelasnya.
Dikatakannya, pesawat yang dimiliki Penerbad telah banyak. Saat ini Penerbad memiliki 9 helikopter Heli bell 412 yang masih berada di PT Dirgantara. Sementara yang baru dikirim ke Penerbad baru 1 unit.
"Masih ada delapan pesawat lagi. Yang dikirim bulan Februari ada dua unit dan sampai akhir akan dikirim semua," tuturnya.
Ia menuturkan saat ini sedang mengembangkan ke wilayah timur yakni Timika, Sintang Kalimantan Barat atau Singkawang.
Terkait pesawat masih menghambat adalah pesawat ground (rusak) dan segera dilakukan perbaikan.(*)