Berita Regional
Ini Alasan PETA Kirim Surat ke Menhan Prabowo Subianto Agar TNI Tak Makan Tokek Hidup-hidup
PETA mengirimkan surat ke sejumlah negara yang hendak mengikuti latihan militer bertajuk Cobra Gold 2021.
TRIBUNJATENG.COM - Organisasi nirlaba yang fokus pada hak hidup hewan yaitu People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) mengirimkan surat ke sejumlah negara yang hendak mengikuti latihan militer bertajuk Cobra Gold 2021.
Seperti diketahui, latihan militer tersebut akan diikuti oleh beberapa negara di dunia.
Itu antara lain Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Jepang, Laos.
Lalu, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, dan beberapa negara-negara lainnya.
Bertindak sebagai tuan rumah adalah Thailand.
Dari beberapa negara di Asia, Indonesia salah satu negara yang dikirimi surat oleh PETA.
Surat tersebut ditujukan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Dalam suratnya, PETA meminta Menteri Pertahanan RI untuk menghentikan latihan militer yang akan diikuti TNI di Thailand dengan memakan binatang liar hidup-hidup.
"Hutan penuh dengan buah-buahan dan tanaman bergizi lainnya yang bisa dimakan, kenapa harus memenggal kepala ular dan menghabiskan darahnya sebagai pelatihan bertahan hidup?" tulis pernyataan PETA yang dikutip dari laman resminya pada Kamis (18/2/2021).
Dalam latihan itu, PETA menyebut ada kekejaman yang dilakukan militer karena mengonsumsi hewan-hewan liar seperti minum darah ular kobra, makan tokek hidup, hingga kalajengking dan tarantula.
Karena itu, PETA merasa perlu mendesak Prabowo agar menyampaikan kepada pihak penyelenggara latihan untuk menghentikan praktik kekejaman tersebut.
Sebab, selain menunjukkan kekejaman kepada hewan, latihan itu juga membahayakan kesehatan para personel militer yang menjadi peserta.
Pasalnya, bukan tidak mungkin akan menimbulkan penyakit tertentu setelah mereka mengonsumsi hewan-hewan liar tersebut.
"Selain menimbulkan risiko penyakit berbahaya, latihan Cobra Gold yang melibatkan hewan juga kejam dan tidak praktis," kata Wakil Presiden Senior PETA, Jason Baker.
PETA mengingatkan, pandemi Covid-19 hampir pasti dapat ditelusuri kembali karena interaksi manusia dengan satwa liar yang dijual bebas untuk kemudian dikonsumsi.