Berita Semarang
Cerita Miris 3 Wanita Asal Kendal Kena Tipu saat Cari Kerja di Semarang, Total Rp 9 Juta Raib
Awal penipuan tersebut terjadi saat ketiganya sedang membutuhkan pekerjaan di tengah pandemi Covid-19 sehingga mereka rela jauh-jauh dari Cepiring, Ke
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
Penulis : Iwan Arifianto
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Nasib apes dialami oleh tiga wanita asal Cepiring, Kabupaten Kendal.
Mereka kena tipu saat hendak mencari kerja di Kota Semarang.
"Ya betul ada kejadian penipuan yang menimpa tiga wanita asal Kendal," papar Kapolsek Ngaliyan Kompol Christian Chrisye Lolowang kepada Tribunjateng.com, Sabtu (20/2/2021).
Ketiga wanita tersebut masing-masing berinisial DN (21), NK (21) dan RA (25).
Awal penipuan tersebut terjadi saat ketiganya sedang membutuhkan pekerjaan di tengah pandemi Covid-19 sehingga mereka rela jauh-jauh dari Cepiring, Kendal menuju Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KITW), Tugu, Kota Semarang.
Tepatnya pada Rabu (17/2/2021) sekira pukul 12.00 WIB.
Kapolsek menjelaskan, para korban datang ke kawasan industri tersebut hendak mencari lowongan pekerjaan dengan mendatangi pabrik ke pabrik.
Setiba di lokasi kejadian mereka bertemu dengan seorang pria tak dikenal.
Pria itu tiba-tiba menawarkan pekerjaan kepada mereka.
Para korban dijanjikan bisa langsung bekerja di salah satu perusahaan garmen di kawasan industri Candi, Gatot Subroto, Ngaliyan, Kota Semarang.
Syaratnya mereka harus mengikuti interview.
Lantaran sangat membutuhkan kerja, para korban tergiur sehingga menuruti kemauan pelaku.
Akhirnya ketiga korban mengikuti pelaku menuju kawasan industri Candi.
"Namun pelaku membawa korban ke Alfamart samping Pasar Krempyeng, Purwoyoso, Ngaliyan.
Pelaku menyuruh ketiga korban menunggu di Alfamart tersebut dengan alasan interview harus dilakukan satu per satu dan tidak boleh membawa handphone dan perhiasan," bebernya.
Selanjutnya, pelaku meminta ketiga wanita tersebut untuk mengumpulkan handphone dan perhiasan kepada satu korban DN.
Barang milik korban yang dikumpulkan berupa satu handphone Redmi 9A warna biru senilai Rp 1,3 juta.
Satu handphone Infinik warna biru seharga Rp 1,2 juta.
Satu handphone Xiaomi warna keemasan harga Rp 1 juta.
Satu cincin emas berat 2 gram seharga Rp 1,1 juta.
Satu kalung emas berat 8 gram seharga Rp 4 juta.
Pelaku tak langsung merebut handphone dan perhiasan tersebut melainkan mengelabui para korban.
Caranya dengan mengajak satu korban RA untuk melakukan interview pertama kali dengan mengendarai sepeda motor pelaku.
Korban DN dan NK disuruh menunggu dulu di Alfamart tersebut.
Akal bulus pelaku, RA tidak diajak ke perusahaan yang dijanjikan pelaku.
Melainkan diturunkan oleh pelaku di depan Musala daerah Purwoyoso dengan alasan akan menjemput kedua temannya yang lain.
Pelaku memang kembali ke Alfamart untuk menjemput korban NK yang kemudian diturunkan di depan Indomaret Jalan Gatot Subroto dengan alasan yang sama untuk menjemput teman korban.
Terakhir pelaku menjemput korban DN yang membawa perhiasan dan handphone milik para korban.
Korban DN dibawa pelaku ke Indomaret di Jalan Subali Raya , Semarang Barat.
Pelaku lantas meminta semua handphone dan perhiasan yang sudah terkumpul di DN dengan alasan setelah itu akan ada yang menjemput untuk melakukan interview.
Selepas berhasil membawa barang milik para korban, pelaku pergi dengan alasan akan menjemput ke dua temannya untuk dibawa lagi ke tempat tersebut.
"Setelah ditunggu lama, baik pelaku dan kedua teman DN tersebut tidak kunjung datang.
Hingga akhirnya para korban sadar telah ditipu kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ngaliyan," jelasnya.
Dia menyebut, pelaku dengan licik memperdaya korban dengan cara memisahkan ketiga korban di tiga tempat berbeda namun jaraknya tak terlalu jauh.
Kini pelaku masih diburu pihaknya untuk mempertanggung jawabkan aksi penipuan tersebut.
"Untuk pelaku hanya satu orang.
Masih kami buru.
Total kerugian yang diderita korban ditaksir Rp 9 juta," tandasnya. (Iwn)