Berita Karanganyar
Cerita Wahyu Pelajar Karanganyar Layani Jasa Tambal Ban Panggilan, Pesan Ibu: Nulung Ora Menthung
Remaja asal Dusun Wonoharjo RT 1/8 Desa Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Karanganyar, Wahyu Nugroho (19) inisiatif membuat layanan tambal ban panggilan
Penulis: Agus Iswadi | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Remaja asal Dusun Wonoharjo RT 1/8 Desa Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Karanganyar, Wahyu Nugroho (19) inisiatif membuat layanan tambal ban panggilan guna mengisi waktu luang.
Pelajar yang kini duduk di bangku kelas XII di SMK Muhammadiyah 1 Gondangrejo itu mulai melayani tambal ban panggilan sejak Oktober 2020 lalu.
Dia tinggal bersama ibunya, Rujiem di wilayah Wonoharjo.
Sedangkan ayahnya telah meninggal dunia.
Sebelum memulai usaha tersebut, Wahyu sapaan akrabnya telah mengikuti pelatihan di bengkel sejak Mei 2020.
Setelah mahir menambal ban, dia lantas membuka usaha di rumahnya. Hingga akhirnya mengembangkan jasa tambal ban panggilan.
Selain lewat temannya, dia juga mempromosikan jasa tambal ban panggilan melaui media sosial.
"Mulainya naik kelas dua ke kelas tiga.
Buat sampingan mengisi waktu luang," katanya kepada Tribunjateng.com, Minggu (7/3/2021).
Inisiatif remaja itu pun didukung penuh oleh ibunya.
Bahkan ibunya selalu berpesan kepadanya supaya usaha itu diniatkan untuk menolong orang yang sedang kesusahan.
"Nek wes iso tambal ban ojo menthung lho le (kalau sudah mahir tambal ban jangan memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan), prinsip e nulung (prinsipnya membantu)," ucap remaja itu mengulang pesan ibunya.
Semula Wahyu tidak mematok tarif untuk jasa tambal ban panggilan alias bayar seikhlasnya.
Namun karena pengguna jasa kebingunan hendak membayar berapa ongkos jasa tambal ban tersebut, akhirnya dia mematok harga Rp 20 ribu untuk sekali tambal ban.
Dia menceritakan, modal untuk memulai usaha tambal ban itu diperoleh dari tabungannya dengan menyisihkan uang saku selama duduk di bangku kelas dua.