KLB Partai Demokrat
Kisruh Kudeta Partai Demokrat, Mashadi Ketua DPC Pekalongan Bersembunyi di Kamar Dipaksa Ikut KLB
Beberapa Ketua DPC Partai Demokrat kabupaten/kota di Jawa Tengah pernah ditawari untuk ikut dalam 'gerbong baru' kepemimpinan partai melalui KLB
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: galih permadi
"Dia malah to the point yang meminta saya untuk bergabung.
Yang katanya Demokrat pada 2024 (pemilihan presiden/pilpres) mau mencalonkan putranya bapak presiden. Itu katanya.
Saat itu saya juga tidak mau," tukasnya.
Namun, upaya Bambang tidak cukup sampai di situ.
Ia mendatangi rumah Mashadi setelah tidak lama pulang dari kafe.
"Sampai ke rumah, ternyata saya diikuti. Mas Bambang dan satu temannya datang ke rumah saya.
Saat itu saya berada di kamar dan mobil untungnya diparkir di belakang rumah sehingga mereka tidak tahu apakah saya sudah rumah atau belum.
Lalu saya minta orang rumah untuk bilang bahwa saya ke Semarang untuk mengantar anak kuliah, setelah itu mereka pergi," ucapnya.
Ia menegaskan bahwa bujuk rayu untuk keluar dari barisan AHY dan SBY benar adanya.
Isu yang selama ini berkembang, kata dia, sudah bukan isu lagi, melainkan menjadi fakta.
Tribunjateng.com sedang berusaha menghubungi Mbak Ayu mengenai pengakuan Mashadi.
Keputusan Rakorda
Rakorda ini tidak hanya diikuti Ketua DPC kabupaten/kota se-Jateng tetapi juga anggota Fraksi Demokrat di DPRD Jateng dan kabupaten/kota.
Ada 7 poin keputusan yang dibuat.
Poin pertama yakni menolak Kongres Luar Biasa (KLB) ilegal di Deli Serdang Sumatra Utara, dikarenakan tidak sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat.