Berita Kecelakaan
Kronologi Kecelakaan Maut di Subang dari Cerita Korban Selamat: Sopir Bilang Remnya Blong
Seorang korban selamat dari kecelakaan maut di Subang bus peziarah SMP IT Muaawanah, Mimin Mintarsih (52) menuturkan kronologi sebelum bus masuk juran
TRIBUNJATENG.COM, SUBANG - Seorang korban selamat dari kecelakaan maut di Subang dari bus peziarah SMP IT Muaawanah, Mimin Mintarsih (52) menuturkan kronologi sebelum bus masuk jurang.
Mimin Mintarsih merupakan satu di antara penumpang dalam kecelakaan bus maut di Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).
Mimin menceritakan kronologi kecelakaan maut pada bus peziarah yang ia ikut di dalamnya.
Warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, itu beserta dua anaknya yang berumur 2 dan 11 tahun selamat dalam kecelakaan maut tersebut.
Ketiganya kini sudah kembali ke rumah.
Baca juga: Cerita Korban Selamat Kecelakaan Maut di Subang 27 Tewas: Semua Orang Teriak Allahhu Akbar . . .
Baca juga: Bertambah, Korban Meninggal Kecelakaan Maut Bus Peziarah di Subang Jadi 27 Orang Termasuk Sopir
Baca juga: Korban Selamat Kecelakaan Maut Bus Peziarah Dirujuk Ke RSUD Sumedang, 23 Orang Tewas
Baca juga: Kecelakaan Maut Bus Peziarah Masuk Jurang, 23 Penumpang Meninggal, 6 Lainnya Terjepit
"Alhamdulillah saya dan dua anak saya selamat," ujar Mimin di rumahnya, Kamis (11/3/2021) dini hari.
Kepada Kompas.com, Mimin memberikan kesaksian mengenai apa yang terjadi dengan bus sesaat sebelum terjun ke jurang.
Mimin yang duduk di jok kedua dari sopir menyebut, bus oleng sebelum masuk ke jurang.
"Bus goyang-goyang, terus masuk jurang," ucap Mimin.
Saat di jalan, menurut Mimin, sudah tercium bau sangit kampas rem.
Salah seorang penumpang pun meminta sopir memeriksanya.
Dari penuturannya, sopir sempat mengungkapkan bahwa rem blong.
"Sopir bilang remnya blong," ujar Mimin.
Ia mengungkapkan, sesaat sebelum kejadian, 59 penumpang bus yang terdiri dari siswa SMP IT Muaawanah, orangtua, pendamping, dan guru serempak mengucapkan takbir.
"Semua orang teriak Allahhu akbar, takbir," ujar Mimin.