Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Ancaman Kombes Irwan Anwar Kapolrestabes Semarang bagi Pelaku Pelemparan Batu ke Sopir Truk

Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar akan bertindak tegas terhadap para pelaku pelempar batu yang terjadi di Kota Semarang. 

Penulis: iwan Arifianto | Editor: galih permadi
Instagram/romansasopirtruck
Viral Aksi Pemalakan dan Teror Lempar Batu Terhadap Sopir Truk 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - 
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar akan bertindak tegas terhadap para pelaku pelempar batu yang terjadi di Kota Semarang. 

Dia menyebut,  akan melakukan penyelidikan untuk mengungkap kejadian tersebut.

"Kami akan menindaklanjutinya dengan melakukan penyelidikan," paparnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Jumat (12/3/2021).

Selain itu, kata dia, akan melakukan pencegahan dengan melakukan patroli rutin. 

Sekaligus melakukan pendekatan ke warga sekitar untuk aktif dan membantu menjaga kondusifitas wilayah. 

"Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan tidak terjadi lagi kejadian serupa," terangnya. 

Diberitakan sebelumnya, beberapa jalur di Kota Semarang menjadi titik rawan aksi lempar batu yang menyasar sopir truk.

Tak hanya di Kota Semarang namun juga daerah penghubung yakni Kabupaten Semarang dan Kendal.

Belasan aksi lempar batu sudah terjadi di wilayah tersebut. 

Hingga kini belum pernah terungkap siapa dalang aksi pelemparan tersebut.

Data yang dihimpun Tribunjateng.com,tahun ini sudah ada tiga peristiwa aksi lempar batu terjadi di Kota Semarang. 

Pertama menimpa sopir truk Febri yang melintas di tanjakan Silayur, Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (28/1/2021).

Kedua menimpa sopir bernama Tawur saat melintas di Jalan Urip Sumoharjo, Mangkang, Tugu, Kota Semarang, Selasa (2/2/2021).

Ketiga menimpa di Jalan Gunungpati-Ungaran tepatnya di Sumurjurang.

Korban terakhir bukan sopir  truk melainkan  pengguna jalan  yang mengemudikan pikap, Selasa (9/3/2021).

Seluruh kejadian terjadi pada dinihari rentang waktu pukul 02.00 hingga 05.00 WIB. 

"Kami para sopir menyebut daerah Kendal-Semarang sebagai jalur rawan lempar batu karena maraknya aksi tersebut," ujar seorang sopir truk, Gunadi. 

Sebagai sopir lintas kota yang biasa menempuh trayek Jakarta-Surabaya,Gunadi sudah hafal daerah mana saja yang rawan aksi kejahatan seperti lempar batu. 

Dia setidaknya seminggu dua kali melintasi wilayah Jakarta-Surabaya.

Penilaiannya, hanya di wilayah Jateng di Kendal dan Semarang yang jadi momok bagi sopir terhadap ancaman lempar batu. 

Untuk wilayah Jabar hampir tidak ada karena jarang sekali. 

Kemudian wilayah Jatim biasanya terjadi di daerah Jombang dan Mojokerto. 

Akan tetapi di dua daerah itu masih rawan di Jateng. 

Di Jateng puluhan sopir sudah menjadi korban aksi tersebut. 

"Kami selalu berhati-hati saat melintasi wilayah dari Weleri hingga Mangkang," ujar ketua Komunitas 

Dia menjelaskan, para sopir melakukan berbagai antisipasi agar terhindar dari kejahatan tersebut. 

Biasanya para sopir jika terpaksa melintasi jalur tersebut seorang diri pada jam rawan yaitu pukul 03.00 hingga 05.30, maka memilih lewat jalur tol. 

Namun ketika ada truk lain sesama truk maka berani melintasi jalur itu secara bersama-sama atau konvoi. 

"Kami berupaya menghindari aksi kejahatan itu tetapi kadang masih ada sopir yang kena," tutur Ketua Komunitas Sopir Truk Nganjuk (KSTN) itu. 

Dia menjelaskan, ketika sopir mendapat musibah tersebut banyak sopir yang memilih tak lapor ke polisi. 

Alasannya para sopir tak mau repot dan memilih mengganti kerusakan. 

Akibat kerusakan pecah kaca depan paling murah sopir harus keluarkan biaya Rp 1 juta. 

Biaya akan bertambah besar saat sopir terkena pecahan kaca atau mengenai bodi truk. 

"Saya sendiri saja pernah jadi korban terpaksa  keluarkan biaya Rp 1 juta  untuk ganti  kaca plus jasa pemasangan. 

Separuh uang pribadi sisanya klaim ke perusahaan. 

Kalau kena aksi lempar batu otomatis kami kerja tidak bayaran," terangnya.

Sementara,menurut Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng-DIY, Bambang Widjanarko,aksi lempar batu yang menyasar dua truk disebabkan dua hal.

Pertama karena ulah para anak muda yang iseng lantaran kurangnya perhatian dan aktivitas sehingga melampiaskannya ke aksi tersebut.

Perbuatan tersebut dinilai dilakukan  secara serampangan dan tidak ada motif kejahatan tertentu. 

Kelompok itu hanya terpengaruh mental kolektif untuk memuaskan kelompok mereka. 

"Berbeda dengan aksi begal. 

Mereka beraksi dengan struktur dan ada tujuannya yaitu menjarah barang milik sopir," ujarnya kepada Tribunjateng.com. 

Motif kedua, lanjut dia, bisa saja dilakukan karena ulah sopir itu sendiri. 

Dia mencontohkan, saat sopir ugal-ugalan di jalan sehingga mengancam keselamatan pengguna jalan atau ngeblong jalan. 

Lantas ada pihak tak terima lantas melakukan pembalasan dengan aksi lempar batu tersebut. 

Tak dipungkiri, biasanya dilakukan oleh truk kecil yang sering ugal-ugalan.

Berbeda dengan sopir truk besar yang lebih penyabar. 

"Bisa saja begitu ada warga tak terima karena ada sopir ugal-ugalan,"katanya.

Meski demikian, pihaknya telah mewanti-wanti kepada para sopir agar lebih sopan di jalan. 

Pelatihan peningkatakan kapasitas sopir juga diselipkan materi terkait hal itu. 

"Motif hanya iseng atau aksi balas dendam saja. 

Ga ada motif persaingan bisnis," katanya. 

Dia mengakui, belum pernah melakukan penyelidikan mendalam aksi tersebut. 

Selain itu, belum pernah melaporkan ke pihak kepolisian. 

Pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa dari kejadian tersebut. 

"Kalau begal dan perampokan kami bersikap tegas dengan melaporkan ke pihak Kepolisian," terangnya. 

Dia menyebut, kejadian lempar batu di Jateng dan DIY terhitung jarang. 

Berbeda dengan jalur Sumatera yang marak kejadian itu. 

Hampir setiap minggu ada aksi itu. 

"Di Jawa jarang, perbandingannya 1 banding 4 lah dengan Sumatera," ungkapnya. 

(Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved