Berita Semarang
GP Ansor Kota Semarang Laporkan Penerbit Tiga Serangkai ke Polda Jateng, Buku Sekolah Berisi HTI
GP Ansor Kota sSemarang melaporkan penerbit PT Tiga Serangkai (TS) e Polda Jateng, Selasa (16/3/2021).
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - GP Ansor Kota Semarang melaporkan penerbit PT Tiga Serangkai (TS) e Polda Jateng, Selasa (16/3/2021).
GP Ansor Kota Semarang mempermasalahkan adanya dugaan radikalisme pada buku pelajaran agama Islam.
Ketua GP Ansor Kota Semarang, Rahul Saiful Bahri mengatakan pada buku pelajaran diterbitkan TS mengarahkan siswa untuk membuka dan membaca pada link yang mengarah radikalisme.
Baca juga: Aksi Warga Solo Kembalikan Buku Tiga Serangkai Dicontoh Yogyakarta, Protes Buku soal Pak Ganjar
Baca juga: Orangtua Siswa Melaporkan Tiga Serangkai Solo ke Polda Jateng, Soal Buku Pak Ganjar Tak Salat
Baca juga: Foreder Solo Raya Datangi Tiga Serangkai, Tuntut Penarikan Buku Pak Ganjar
Baca juga: Viral Warga Solo Ramai Kembalikan Buku Terbitan Tiga Serangkai, Kaitan Kasus Ujaran Kebencian
"Pada link tersebut setelah kami cek dalamnya adalah HTI, dan terakhir kami cek masih aktif, "ujarnya.
Ia meminta kepada kepolisian, dari laporan yang dilayangkannya dapat mengevaluasi buku tersebut.
Namun jika buku itu masih beredar, Polisi harus menarik.
"Buku yang linknya itu kelas 12 SMA," tuturnya.
Wakil Ketua GP Ansor Kota Semarang, Abdul Azis menambahkan tidak hanya buku kelas 12 SMA saja yang dipermasalahkan.
Pihaknya mempermasalahkan adanya framing pada buku pelajaran agama Islam kelas 3 SD.
"Pada buku itu ada seorang Kyai dan santri yang di framing penakut.
Kemudian membandingkan orang Salat dan tidak Salat, "tuturnya.
Menurut dia, jika berbicara nilai Ke Indonesiaan, buku itu dapat membangun narasi negatif anak-anak terhadap masyarakat yang beragama non muslim.
Dirinya tidak ingin muncul nilai-nilai kebencian yang ditanamkan kepada anak-anak.
"Hal ini menimbulkan keresahan-keresahan dari beberapa tokoh, "imbuhnya.
Ia mengatakan sekecil apapun yang mengarah pada nilai-nilai intoleran dan radikalisme, GP Ansor berperan sebagai kontrol sosial.