Berita Pemalang
Kisah Ariyati Merawat Kirana Penderita Kelumpuhan, Suami Pergi Saat Tahu Putrinya Punya Kekurangan
Meski berat perjuangannya, namun Ariyati tetap tabah dan tak pernah berhenti merawat putrinya yang memiliki keterbatasan fisik
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
"Kirana menjadi semangat saya, saya ingin memberi bekal ke dia. Saya sadar suatu saat saya akan tua dan meninggal, untuk itu mati-matian saya berjuang untuk memberi bekal putri saya," paparnya.
Ariyanti menyadari perekonomiannya jauh dari kata cukup, tapi ia terus berjuang untuk memberi harapan ke putrinya.
"Saya digaji Rp 30 ribu setiap hari, kalau dibilang cukup ya saya cukup-cukupkan, kalau kurang ya kurang. Tapi saya tetap bersyukur," kata Ariyati.
Walaupun hidup ditengah himpitan perekonomian, tapu ia selalu memperhatikan pendidikan Kirana, yang kini menempuh pendidikan di SLB 1 Pemalang.
"Meski saya kurang mampu, namun saya perjuangkan putri saya untuk sekolah. Yang membanggakan, Kirana pernah menjuari lomba foto selfi, hal itu membuat saya terharu," imbuhnya.
Ditambahkannya, Kirana berhenti untuk mengikuti terapi di RSUD Dr Karyadi Kota Semarang sejak pandemi Covid-19.
"Meski Kirana saya ikutkan BPJS mandiri, tapi saya tidak ada biaya untuk transportasi ke Semarang. Saya akui putri saya butuh uluran tangan untuk biaya perawatan," tambahnya. (*)