9 Demonstran Lagi Tewas, Warga Sipil Terus Jadi Korban Kekerasan Aparat Myanmar
jatuhnya korban jiwa tak menyurutkan semangat para demonstran. Setidaknya 320 orang telah tewas dalam tindakan brutal militer per Kamis malam
YANGON, TRIBUN - Kekerasan aparat keamanan Myanmar hingga mengakibatkan korban jiwa masyarakat sipil terus terjadi. Pada Kamis (25/3), militer kembali menembak mati sembilan demonstran.
Ribuan orang mengadakan aksi protes terhadap kudeta yang menjatuhkan pemimpin sipil yang sah Aung San Suu Kyi, di ibu kota komersial Yangon dan kota-kota lain pada Kamis (25/3), menurut para saksi dan postingan media sosial, seperti dilansir Reuters, Jumat (26/3).
Meski demikian, jatuhnya korban jiwa tak menyurutkan semangat para demonstran.
"Apakah kita bersatu? Ya kita satu," teriak demonstran di Monywa. "Revolusi harus menang," terdengar pekikan demonstran.
Setidaknya 320 orang telah tewas dalam tindakan brutal militer per Kamis malam, menurut angka yang dihitung kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
AAPP mencatat sembilan kematian demonstran di tangan pasukan keamanan pada hari Kamis terjadi di kota Pung Thingangyun Yangon, kota Khin-U di Wilayah Sagaing, kota Mohnyin di Negara Bagian Kachin, dan Kota Taunggyi di Negara Bagian Shan.
Outlet media lain melaporkan setidaknya tujuh demonstran terluka ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan di berbagai tempat. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan secara independen.
Seorang warga Yangon mengatakan, tentara menembaki gedungnya setiap malam pada minggu ini dan memeriksa rumah-rumah yang mereka anggap mencurigakan.
"Bahkan jika mereka tidak menemukan apa-apa, mereka mengambil semua yang mereka inginkan," katanya, kepada Reuters.
Terbaru, markas partai pemimpin sipil yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, di kota terbesar Myanmar, Yangon, Jumat (26/3), menerima serangan bom molotov yang menyebabkan kebakaran.
Bom molotov dilemparkan di kantor Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), kata seorang pejabat partai seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Jumat (26/3).
Sekitar pukul 04.00 pagi pada hari Jumat, seorang penyerang melemparkan bom molotov di markas NLD Yangon, menyebabkan api berkorbar membakar gedung.
"Ketika penduduk di dekatnya tahu tentang kebakaran, mereka memanggil pemadam kebakaran untuk memadamkannya. Api baru bisa terkendali sekitar pukul 05.00 pagi," kata Soe Win, anggota NLD, yang bertanggung jawab atas kantor pusat, kepada AFP.
Menurut dia, seseorang menyalakan bom Molotov dan melemparkannya ke markas. Hanya pintu masuk kantor yang hangus.
"Kami harus mengajukan pengaduan ke polisi. Kami tidak tahu siapa yang melakukan ini, tetapi itu tidak baik sama sekali," kata Soe Win, menolak berspekulasi tentang alasan serangan itu.