Berita Kudus
Entog Asap Cowbois Kudus Tawarkan Daging Rendah Kolesterol
Namun, Asro memilih entok yang diproses dengan pengasapan untuk mengurangi kadar lemaknya.
Penulis: raka f pujangga | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kuliner berbahan dasar unggas yang satu ini mungkin tidak terkenal seperti ayam dan bebek.
Namun cita rasanya boleh disandingkan.
Ya, entok namanya, memiliki postur yang lebih gemuk dan pendek dibandingkan bebek.
Baca juga: Mantan Anggota DPRD Palembang yang Terjerat Kasus Penyelundupan Narkoba Minta Tak Dihukum Mati
Baca juga: Tips Cara Ampuh Wanita Hadapi Pasangan Selingkuh, Beri Waktu, Tidak Perlu Memohon
Baca juga: Rekomendasi Liburan di Sragen, Nikmati Segarnya Waterboom Cuma Rp 10 Ribu Sudah Dapat Makan Gratis
Baca juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Senyum-senyum Lihat Sebuah Bangunan di Solo
Tekstur dagingnya juga lebih tebal, sehingga tak heran entok menjadi kuliner yang digemari khususnya di Kudus.
Hal itu pula yang mendasari Ahmad Asro, pemilik Entog Asap Cowbois untuk mempopulerkan daging entok.
Namun, Asro memilih entok yang diproses dengan pengasapan untuk mengurangi kadar lemaknya.
"Dengan proses pengasapan selama satu jam yang dilakukan akan membuat kadar lemaknya berkurang dan rendah kolesterol. Sehingga daging yang dikonsumsi juga lebih sehat," ujar dia, di restoran yang berada di Jalan Ganesha Raya nomor 25.
Asro menjelaskan, daging entok juga sudah diungkep terlebih dulu agar tekstur dagingnya tidak alot.
Setelah proses pengasapan, daging juga digoreng sebentar agar memberikan rasa daging yang krispi.
Sehingga totalnya ada tiga proses pemasakan daging entok itu mulai dari diungkep, diasap, dan digoreng.
"Kami sudah melakukan uji coba untuk membuat daging entok ini agar lebih empuk," ujar dia, yang sudah membuka restoran itu sejak 1 Maret 2021 lalu.
Dia menceritakan, untuk membuat resep tersebut menghabiskan sedikitnya tujuh ekor daging entok.
Karena pertama kali coba, daging entoknya masih alot. Sehingga dia perlu meramu resep agar hasilnya sesuai keinginan konsumen.
"Pemilihan daging juga kami perhitungkan, agar tidak terlalu tua. Karena kalau tua dagingnya alot, proses masak lebih lama, dan biaya produksi juga meningkat karena butuh gas banyak," ujar dia.
Makanya dia menggunakan entok yang berusia di bawah satu tahun, sehingga dagingnya bisa empuk.
Selain itu, Asro juga memakai daging entok pejantan. Daging entok jantan lebih tebal dan bertekstur, berbeda dengan entok betina yang memiliki daging lebih tipis.
"Pejantan itu ukurannya besar harganya juga lebih mahal, sekitar Rp 170 ribu per ekor. Tapi untuk makanan lebih enak karena tekstur dagingnya tebal," ujar dia.
Dalam sehari, Asro bisa menghabiskan 15 ekor daging entok dijual mulai pukul 11.00 -22.00 setiap hari.
Karena ukuran yang besar, satu ekor entok itu bisa menjadi 10 porsi. Artinya dalam sehari, Asro bisa menjual sebanyak 150 porsi.
Namun, makanan yang sedang hits di Kudus itu selalu ramai pembeli. Maka seringnya sudah kehabisan walaupun buka sampai pukul 22.00.
"Kadang sore sudah habis, ya kami tutup," ujar pria yang memiliki restoran berkapasitas 60 orang itu.
Penasaran? Silakan datang ke lokasi dan mencicipi satu porsi entok asap seharga Rp 30 ribu per porsinya.
Menu lainnya yang bisa dinikmati pengunjung adalah tongseng kepala entok. Asro sengaja tidak memberikan beragam pilihan menu karena ingin fokus mengenalkan dua varian tersebut.
"Menu makananya cuma dua itu saja. Kami ingin fokus menyediakan menu entok," ujar dia.
Bagi investor yang tertarik membuka cabang, Asro juga sudah membuka waralaba untuk brand Entog Cowbois.
Rencananya dalam waktu dekat, dua cabang baru akan dibuka di Kabupaten Demak, dan Batang.
"Kalau mau buka waralaba kami dijual Rp 100 juta, ini juga mau kami buka di Demak dan Batang," ujar dia. (raf)
Baca juga: Mudik Kembali Dilarang, Pedagang Terminal Tegal Ceritakan Kondisi Tahun Lalu: Toko Banyak Tutup
Baca juga: Kecelakaan Karambol di Flyover Kalibanteng Semarang, Accord Rem Blong Nyaris Digasak Truk Dump
Baca juga: Kiki Saputri Sedih Sule Dapat Komentar Jahat, Nathalie Holscher Tak Terima Keluarganya Disenggol
Baca juga: Letjen TNI Doni Monardo Dapat Gelar Doktor Kehormatan dari IPB
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :