Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Mudik Kembali Dilarang, Pedagang Terminal Tegal Ceritakan Kondisi Tahun Lalu: Banyak Toko Tutup

Pemerintah pusat resmi mengeluarkan kebijakan larangan mudik bagi semua masyarakat Indonesia pada Lebaran 2021. 

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Pemerintah pusat resmi mengeluarkan kebijakan larangan mudik bagi semua masyarakat Indonesia pada Lebaran 2021. 

Kebijakan tersebut diputuskan kemarin, pada Jumat (26/3/2021). 

Namun sayangnya kebijakan tersebut justru menjadi kabar duka bagi masyarakat yang sehari-hari bekerja di Terminal Tipe A Kota Tegal. 

Baca juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Senyum-senyum Lihat Sebuah Bangunan di Solo

Baca juga: Tips Cara Ampuh Menjadi Wanita Tangguh Tanpa Termakan Gombalan

Baca juga: Soal Impor Beras Bupati Kendal Dico dan Wakilnya Basuki Beda Pendapat

Baca juga: Mantan Anggota DPRD Palembang yang Terjerat Kasus Penyelundupan Narkoba Minta Tak Dihukum Mati

Seorang pemilik toko di terminal, Warsudi (55) mengatakan, larangan mudik sangat menyengsarakan pedagang kecil sepertinya. 

Karena larangan mudik juga pernah diterapkan pada Lebaran 2020. 

Penghasilan pedagang di terminal merosot jauh. 

Warsudi mengatakan, pada musim mudik Lebaran 2019 sebelum adanya pandemi Covid-19, penghasilannya sehari bisa sekira Rp 1 juta. 

Tahun kemarin saat mudik dilarang, per hari paling banyak hanya Rp 100 ribu. 

"Terdampak jelas, yang tadinya banyak penumpang atau pembeli, terus jadi gak ada. Istilahnya, hidup hanya bertahan untuk makan saja sudah kesulitan," katanya kepada tribunjateng.com, Sabtu (27/3/2021). 

Warsudi mengatakan, dua tahun keberadaan pandemi Covid-19 sangat menyusahkan para pedagang di terminal. 

Saking sulitnya banyak pedagang di terminal yang berhenti berjualan di masa pandemi Covid-19. 

Ia memperkirakan lebih dari 10 pemilik toko berhenti berjualan. 

Warsudi berharap, pemerintah pusat memberikan keputusan yang bijak

Ia mengatakan, mencegah penyebaran Covid-19 tidak hanya dengan melarang mudik lebaran

Namun bisa dengan pengetatan protokol kesehatan di terminal, bandara, maupun pelabuhan. 

"Mending dibolehin, tapi tetap dengan pemantauan protokol kesehatan yang lebih ketat. Kalau dilarang masyarakat kecil kasihan," ungkapnya. 

Hal serupa disampaikan pedagang lain, Masruhi (63).

Ia mengatakan, dikeluarkannya larangan mudik lebaran akan berdampak pada para pedagang di terminal dan pedagang oleh-oleh. 

Hal itu dirasakan saat larangan mudik tahun kemarin. 

Banyak pemilik toko atau warung yang kemudian tutup. 

Selain itu, menurut Masruhi, penghasilan merosot jauh. 

Saat mudik di perbolehkan per hari keuntungan bisa mencapai Rp 1 juta. 

Berbeda saat dilarang, per hari hanya mendapatkan Rp 100 ribu. 

"Kami berharap ya bus-bus boleh masuk semua. Yang penting penumpang mematuhi peraturan pemerintah menerapkan protokol kesehatan," ujarnya. (fba)

Baca juga: Kecelakaan Karambol di Flyover Kalibanteng Semarang, Accord Rem Blong Nyaris Digasak Truk Dump

Baca juga: Letjen TNI Doni Monardo Dapat Gelar Doktor Kehormatan dari IPB

Baca juga: Kiki Saputri Sedih Sule Dapat Komentar Jahat, Nathalie Holscher Tak Terima Keluarganya Disenggol

Baca juga: 10 Tips Lambung Nyaman Tidak Maag Saat Puasa Ramadhan, Lakukan Ini Saat Sahur dan Buka Puasa

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE : 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved