Berita Kudus

Inilah Sosok Haryanto Pemilik PO Bus Haryanto Umrohkan Sopir Rajin Sholat: Tak Sholat Saya Omelin

PO Haryanto ‎menjadi perusahaan bus yang hadir dengan membawa nilai-nilai islami.

Penulis: raka f pujangga | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG/RAKA F PUJANGGA
Pemilik PO Haryanto, Haryanto ‎saat ditemui di kantornya Jalan Lingkar, Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - PO Haryanto ‎menjadi perusahaan bus yang hadir dengan membawa nilai-nilai islami.

Makanya, pemilik PO Haryanto, Haryanto selalu mengajak pegawainya yang beragama Islam untuk tidak meninggalkan salat.

Bahkan saat masuk ke dalam kantornya yang berada di Jalan Lingkar, Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

Baca juga: CCTV Terbaru dari Gereja Katedral Makassar Detik-detik Lukman Ledakkan Bom, Ini Wajah Diduga Yogi

Baca juga: Nasib Pedagang Telur Asin di Pantura Tegal Terancam Bangkrut, Sarwid: Tinggal Kenangan

Baca juga: Menang 3-2 atas Arema FC, PSIS Semarang Lolos 8 Besar Piala Menpora: Kado Ultah Emas Hendi

Baca juga: Sosok Misterius Mendadak Datang Saat Polisi Geledah Rumah Lukman Pelaku Bom Makassar: Wajah Difoto

Pemilik PO Haryanto, Haryanto saat mengendarai busnya di kantornya, Kudus, Selasa (30/3/2021).
Pemilik PO Haryanto, Haryanto saat mengendarai busnya di kantornya, Kudus, Selasa (30/3/2021). (Tribun Jateng/ Raka F Pujangga)

Terdapat sebuah spanduk bertuliskan ‎'Bila hidupmu susah, tengoklah sudah benarkah salat jamaahmu'

Haryanto selalu mengajak pegawainya untuk tidak meninggalkan salat jamaah, dengan memberikan ‎hadiah.

"Yang rajin ibadahnya saya beri hadiah umroh.

Sudah banyak pegawai dan sopir yang saya berangkatkan," jelas dia, Selasa (30/3/2021).

Tak hanya memberikan hadiah, Haryanto juga memberikan sanksi untuk sopirnya yang tak mau mendengarkan ajakannya menunaikan ibadah salat.

"Kalau nggak mau salat saya omelin (marahi-red). Karena saya tidak mau mereka berbuat dosa," ujar dia.

Menurutnya, sopir lebih mudah daam melaksanakan ibadah salat karena bisa menjamaknya.

Sehingga, kata dia, tidak ada alasan sopir untuk meninggalkan salat lima waktu karena masih bisa dikerjakan.

"Sopir itu termasuk musafir yang menempuh perjalanan jauh, jadi salatnya bisa dijamak.

Salat penuhnya kalau di rumah," ujarnya.

Haryanto menyebutkan, hartanya juga dipakai untuk perjuangannya menegakkan agama Islam.

‎Makanya, dia selalu menyediakan beras di kantornya untuk dibagikan kepada kaum dhuafa dan pegawainya yang rajin ibadah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved