Berita Internasional
Acara TV Dikecam Karena Siarkan Tes Keperawanan Wanita Sebelum Menikah
Siaran televisi berjenis reality show dikecam karena menyiarkan tes keperawanan untuk calon pengantin wanita.
TRIBUNJATENG.COM, PARIS - Siaran televisi berjenis reality show dikecam karena menyiarkan tes keperawanan untuk calon pengantin wanita.
Mereka wanita yang akan menikah diminta untuk menguji keperawanan dan disiarkan oleh program televisi itu.
Menteri urusan Kewarganegaraan Prancis Marlene Schiappa telah menulis surat kepada badan pengawas siaran Perancis, CSA, untuk menyatakan bahwa dia "marah" terkait tayangan serial Incredible Gypsy Weddings, terutama saat memperlihatkan suatu ritual yang mana pengantin wanita diperiksa oleh kerabat perempuan menjelang acara pernikahan, apakah masih perawan atau tidak.
Program itu terinspirasi oleh serial Big Fat Gypsy Weddings yang disiarkan oleh saluran Channel 4 Inggris.
Baca juga: Valentino Rossi Peringkat 14, Jack Miller Pertama di Sesi FP2 MotoGP Doha
Baca juga: Doa Lihat Hilal dan Artinya Anjuran Rasulullah SAW
Baca juga: Densus 88 Geledah Ruang Direkrur Ponpes di Sleman, Sita Laptop Hingga PC Menjelang Tengah Malam
Baca juga: Kemensos Datang ke Rumah Gading Disabilitas, Tuti: Gading Pingin Sepeda Motor Roda Tiga
Namun, bedanya, serial Prancis yang ditayangkan di saluran TFX tersebut mengikuti tradisi pacaran dan pernikahan komunitas gipsi Catalan yang tinggal di Perpignan.
Dalam edisi yang disiarkan pada bulan Februari, para penonton diperlihatkan cuplikan persiapan sebuah pernikahan yang mewah, termasuk tempat tidur pengantin.
Di situ, mempelai perempuan menjalani tes keperawanan lewat ritual "upacara saputangan."
Cuplikan itu diiringi dengan narasi: "Di tempat tidur ini, seorang perempuan yang telah dilatih khusus, akan memeriksa selaput dara Naomi dengan sebuah tisu halus. Upacara saputangan ini bersifat luhur dan tak terhindarkan.
Di adegan lain, para perempuan dari komunitas itu menjelaskan mengapa upacara tersebut penting. "Ini demi keluarga si (mempelai) laki-laki," kata salah satunya.
"Agar mereka tahu dia telah menerima seorang perempuan cantik yang masih perawan."
"Sejak perempuan itu masih bayi hingga besar dia diajarkan untuk mengetahui bahwa dia harus mengadakan upacara ini, untuk mendapatkan semua gaunnya, untuk mendapatkan pernikahannya," kata yang lain.
Ketika ditanya apakah laki-laki seharusnya dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan serupa, seorang perempuan yang lain menjawab: "Bukan begitu caranya. Ini berdasarkan prinsip bahwa jika seorang laki-laki muda tidak pergi berpesta dan pacaran dengan gadis-gadis lain sebelum dia menikah, maka dia akan melewatkan kesempatan itu. Sementara itu adalah pengalaman yang harus dia miliki. "
Itu sebabnya Menteri Schiappa dalam suratnya mengaku marah dengan alur cerita program tersebut, yang tetap ditayangkan tanpa ada yang mempertanyakannya.
"Institusi pernikahan di Republik kita ini diinjak-injak, tanpa ada yang mengomentari dengan cara yang tepat," katanya.
Dia mengatakan cuplikan adegan itu menjadi "semakin memuakkan" karena Majelis Nasional baru saja meloloskan undang-undang yang melarang tes keperawanan dan menjamin persetujuan dari kedua mempelai untuk menikah".