Berita Internasional
Tercepat di Dunia, Bhutan Bisa Vaksinasi 469.664 Penduduk dalam 9 Hari meski Hanya Punya 37 Dokter
Dilansir Mothership Kamis (8/4/2021), vakasinasi Covid-19 di Bhutan disebut sebagai yang tercepat di dunia.
TRIBUNJATENG.COM, THIMPHU - Dalam waktu sembilan hari, Bhutan berhasil memvaksinasi hampir setengah juta penduduknya.
Hal itu menuai pujian dari badan PBB yang mengurusi anak-anak (Unicef), dalam unggahan Facebook bertanggal 8 April.
Baca juga: Dirudapaksa 5 Pemuda di Ruang Karaoke, Pemandu Lagu Melawan dan Teriak, Tak Ada yang Berani Menolong
Baca juga: Tarif Listrik Bakal Naik, Ini Besaran Kenaikan Tagihan Pelanggan 900 VA dan 1300 VA
Baca juga: Ini Sosok Pria Bugil Menerobos Masuk Lapangan saat Duel Granada Vs Manchester United Liga Europa
Baca juga: Kode Redeem ML Mobile Legends Terbaru Jumat 9 April 2021, Lengkap dengan Cara Tukar
Program imunisasi tercepat dunia
Dilansir Mothership Kamis (8/4/2021), vakasinasi Covid-19 di Bhutan disebut sebagai yang tercepat di dunia.
Vaksinasi dimulai pada 27 Maret 2021, ketika vaksin Covid-19 pertama disuntikkan ke sejumlah pejabat untuk mendapat dukungan publik.
Hingga 6 April seperti dikutip The Telegraph, 469,664 dari 735.553 jiwa sudah mendapatkan dosis pertama.
Dengan anak-anak dikecualikan dari vakasinasi, itu artinya 85 persen warga dewasa negara Asia Selatan itu sudah divaksin.
Adapun 62 persen warga Bhutan mendapatkan dosis pertama vaksin virus corona dalam tujuh hari perdana.
Dedikasi relawan jadi kunci
Bhutan merupakan salah satu negara belum berkembng, namun mereka tergolong maju berdasarkan Indeks Kebahagiaan Domestik Bruto.
Populasi kecil, tidak mencapai satu juta jiwa, dari negara Asia Selatan tersebut tak hanya kunci vakasinasi cepat mereka.
Berdasarkan laporan The Telegraph, mereka bergantung pada relawan sipil, dikenal sebagai desuups, untuk menjangkau warga.
Para relawan itu berkeliling mengirim vaksin ke pusat kesehatan, memastikan warga melapor untuk divaksin.
Selain itu, dedikasi penting lain adalah mereka mengedukasi masyarakat untuk menjaga jarak dan memakai masker.
Negara itu hanya punya 37 dokter