Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Larangan Mudik

Sopir Bus PO Setia Negara Terancam Nganggur Gara-gara Larangan Mudik

Tanggapi larangan mudik lebaran tahun 1442 H mulai 6-17 Mei 2021 supir bus PO Setia Negara, Mastur, mengaku terancam menganggur.

Di lokasi yang sama, Kabid Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Tegal, Suwondo mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu surat edaran resmi dari pemerintah pusat terkait kebijakan larangan mudik.

Tapi secara pribadi ia merasa prihatin dengan keadaan supir bus dan pengusaha bus, karena sudah pasti yang paling terdampak.

Pandemi saja sudah sepi ini ditambah ada kebijakan baru.

"Kalau keluhan dari supir atau pengusaha bus yang disampaikan ke kami itu banyak, tapi kan kami hanya mengikuti aturan yang ada yaitu dari Kementerian Perhubungan, sehingga nanti mudah-mudahan ada solusi dan sampai saat ini kami juga masih menunggu SE resminya," jelas Suwondo.

Setiap harinya, bus yang berangkat dari terminal Dukuh Salam Slawi seperti Sinar Jaya paling dua atau tiga kali yang lintasan.

Dewi Sri, Dedi Jaya paling lima kali berangkat, namun kalau jumlah penumpangnya cuma 5 atau 6 orang ya dialihkan ke bus lain.

Saat ini pun kondisi terminal masih sepi, Wondo menyebut pemudik juga belum banyak yang berdatangan.

Sejauh ini baru ada pemudik anak pondokan berasal dari gontor dan Ploso. 

Jumlah santri dari Ploso Kediri ada sekitar 296 anak, dan yang dari Gontor sekitar 194 anak.

Itu pun bertahap putra sendiri dan putri sendiri jadi tidak satu waktu. 

Santri tersebut asalnya tidak hanya dari Kabupaten Tegal saja, tapi ada yang dari Kota Tegal dan Brebes. 

"Kondisi saat ini sangat memprihatinkan, karena dari semua PO yang ada bus Sinar Jaya yang paling mending sekali jalan jumlah penumpang nya 12 orang. Paling sepi Dewi Sri karena sekali jalan paling isinya satu atau dua penumpang saja. Sehingga semoga saja nantinya ada solusi," terangnya.

Sementara itu, Ketua DPC Organda Kabupaten Tegal Kusmuwanto menambahkan, sekitar 700 kendaraan di Kabupaten Tegal terdampak adanya kebijakan larangan mudik lebaran.

Sehingga ia pun berharap pemerintah bisa memikirkan nasib para supir, teknisi, dan keluarganya, seperti memberikan bantuan sembako atau BLT (bantuan langsung tunai).

"Kalau saya berharapnya pemerintah memikirkan juga nasib supir, teknisi beserta keluarganya. Karena kan kalau kebijakan ini terealisasi otomatis mereka nganggur dan tidak ada penghasilan. Katakan seperti memberikan bantuan sembako atau BLT bagi supir, disisi lain pengusaha bus juga terdampak," ujar Kusmuwanto.

Adapun 700 kendaraan yang terdampak di antaranya yaitu angkutan umum perbatasan plat Kabupaten Tegal, karena yang paling terdampak utamanya angkutan dalam kota.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved