Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Waspada Jamur Tudung Pengantin Orange, Jangan Dimakan & Dimasak Ternyata Beracun, Ini Penampakannya

Banyak jamur ditemui di Indonesia. Salah satunya Jamur Tudung Pengantin.

Penulis: galih permadi | Editor: galih permadi
budi santoso/BKSDA Jateng
Jamur Tudung Pengantin 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banyak jamur ditemui di Indonesia.

Salah satunya Jamur Tudung Pengantin.

Jamur termasuk ke dalam golongan fungi, tidak memiliki zat hijau daun sehingga bersifat heterotrof yaitu organisme hidup yang tidak memiliki kapasitas untuk memproduksi makanan sendiri.

Salah satu ciri khas heterotrof adalah hidup pada hancuran tumbuhan (serasah) yang sudah menjadi humus.

Jumlah jenis jamur di dunia sangat banyak.

Jamur Tudung Pengantin
Jamur Tudung Pengantin (budi santoso/BKSDA Jateng)

Di Indonesia, beberapa jenis jamur sudah dimanfaatkan, misalnya jamur merang, jamur kuping dan sebagainya.

Namun, salah satu jamur yang unik dan mulai langka adalah jamur tudung pengantin.

Kepala KPHK Pati Barat, PEH Muda BKSDA Jateng, Budi Santoso mengatakan jamur tudung pengantin (Phallus indusiatus) atau The Bridal Veil Mushroom berbeda dengan jamur pada umumnya.

Jamur ini memiliki jaring-jaring halus sehingga bentuknya menyerupai tudung pengantin mempelai wanita yang sedang duduk termenung di pelaminan.

"Sejauh ini jaring-jaring halus yang ditemukan memiliki variasi warna, yaitu warna putih dan oranye (kuning)," ujarnya dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Kamis (16/4/2021).

Budi mengatakan jamur tudung pengantin yang ditemukan di Cagar Alam Keling II/III merupakan jamur tudung pengantin dengan warna orange/kuning.

Berbeda dengan jamur tudung pengantin yang berwarna putih, jenis tudung pengantin warna orange ini non edible karena beracun.

"Jadi harus hati-hati, jangan coba-coba untuk memakannya," ujarnya.

Tudung pengantin adalah bagian dari tubuh jamur yang tumbuh pada saat jamur sudah berusia matang.

Jaring ini tumbuh dari bagian atas kepala jamur dan akan terus bertambah panjang. Semakin ke bawah, lubang pada jaring akan semakin kecil.

Panjang tudung atau jaringnya dapat mencapai 12 cm, sedangkan jamurnya sendiri tingginya mencapai 20 cm.

Cagar Alam Keling II/III merupakan cagar alam di bawah pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hurtan Konservasi Pati Barat BKSDA Jawa Tengah.

Terletak di Desa Bumiharjo Kecamatan Keling kabupaten Jepara. CA Keling II/III ditunjuk sebagai cagar alam berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 6 Staatsblad No. 90 tanggal 21 Februari 1919 dengan luas 65,80 Ha.

Pada tahun 2000 telah dilakukan tata batas sehingga luasnya menjadi 61 Ha dan kemudian statusnya diperkuat dengan SK Penunjukan Menteri Kehutanan N o . SK.359 / Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004.

Umur Pendek dan Bau Busuk

Waktu hidup jamur yang mulai langka ini cukup singkat, yaitu hanya sampai 30 hari.

Pada bagian kepala mirip kerucut terdapat lendir berwarna coklat kehijauan yang merupakan sumber pakan bagi lalat.

Lendir tersebut memiliki bau yang sangat disukai oleh lalat sehingga lalat sering hinggap di kepala jamur untuk memakan lendir tersebut serta membantu perkembangbiakan pada jamur.

Setelah itu, lalat tersebut akan terbang dengan membawa spora jamur tudung pengantin.

Jika lalat tersebut membuang kotoran di suatu tempat, maka spora dalam kotoran lalat ikut tersebar dan menjadi jamur tudung pengantin yang baru.

Jamur tudung pengantin tersebar diseluruh pelosok benua. Di daerah padat seperti kota Jakarta jamur cantik ini pun sudah mulai langka dijumpai.

Tempat hidup
Jamur tudung pengantin dapat hidup pada suhu berkisar 25 Celcius hingga 30 Celcius. Jenis jamur ini juga dapat tumbuh di tempat yang lembab seperti di semak-semak pohon bambu.

Di beberapa negara, jamur tudung pengantin sudah dimanfaatkan sebagai obat-obatan, sayang di Untuk pertumbuhan jamur tudung pengantin berada di lingkungan bersuhu sekitar 25 hingga 30 derajat Celsius, dengan kelembaban relatif berkisar 45 hingga 85 persen. Jamur ini dapat tumbuh di tempat-tempat lembab, sekitar semak pohon bambu hingga di dalam hutan.

Jamur ini sangat cocok tumbuh di area tropis yang bercurah hujan tinggi.

Penyebaran

Penyebaran tumbuhnya jamur ini terdapat di Mexico, Amerika Selatan, Australia, Kongo, Nigeria, Uganda, Zaire, Brazil, Guyana, Venezuela, Kosta Rika. Tobago, India, Jepang, Hong Kong, Taiwan, Malaysia, dan Indonesia.

Berpotensi menjadi bahan obat

Berdasarkan World Journal of Agricultural Sciences 4 (2008), oleh Jonathan SG, Odebode AC, Bawo DDS menyebutkan pada jamur ini selain mengandung lemak dan protein, juga kaya akan kalsium, zat besi, magnesium, mangan, kalium, sodium, dan seng.

Jamur ini juga mengandung berbagai senyawa bioaktif yang memiliki sifat antimikroba, antioksidan, antivirus, antifungi, antibakteri dan anti tumor.

Indonesia belum ada perhatian khusus dan upaya serius untuk mempelajari jamur sebagai obat-obatan.(*)



Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved