Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ganjar Pranowo

Pesan Ganjar Pranowo ke Oknum Suap Galian C: Tobat, Tobat!

Ganjar juga menyebut masih banyaknya oknum yang memberi maupun menerima suap terkait izin penambangan Galian C.

IST
Ganjar Pranowo , Gubernur Jawa Tengah hadir dan membuka seminar online Parade Hari Bumi ke 51 tahun 2021 tingkat Jawa Tengah. 

penulis: Mamdukh Adi Priyanto

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Perubahan iklim atau climate change terus terjadi. Di sisi lain, pertumbuhan industri yang semakin masif mengakibatkan sejumlah bencana alam terjadi, misalnya banjir rob.

Selain itu, pembangunan yang terus digencarkan berimplikasi pada sumber daya alam yang dimiliki, terutama terkait bahan Galian C.

Oleh karena itu, semua pihak dituntut arif dalam mengelola sumber daya alam. Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat peringatan Hari Bumi secara virtual.

"Bersyukur di Jateng diberikan banyak kekayaan. Lalu kita diuji untuk mengelolanya dengan pengetahuan, teknologi dan kearifan untuk menata. Mengambil sumber daya alam memang paling enak, tinggal ngambil dan relatif gratis," kata Ganjar, Kamis (22/4/2021).

Dengan adanya pembangunan, tentunya ada konskuensi yang ditanggung. Misalnya untuk bahan material urukan atau Galian C.

"Berapa (tanah) urukan yang dipakai, berapa bukit yang harus dipotong, Galian C dimana-mana ada. Di sini yang saya tekankan Galian C," ucapnya.

Lalu ia menyebut Galian C yang ada di lereng Gunung Merapi di Magelang dan Klaten. Dimana, tidak hanya merusak sumber daya alam di lokasi galian, tetapi juga merusak infrastruktur akses mobilitas transportasi pengangkut bahan galian.

"Di sekitar Merapi itu lumayan. Lumayan dedel duwel (rusak parah). Di Klaten jalannya dedel duwel. Masyarakat protes karena angkutan overload bikin jalan bodol (rusak). Karena itu kearifan dan moralitas mesti ikut tanggung jawab," ucap gubernur.

Ganjar juga menyebut masih banyaknya oknum yang memberi maupun menerima suap terkait izin penambangan Galian C.

Ia meminta agar semua pihak bisa evaluasi diri terkait kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.

"Banyak juga oknum yang terima suap banyaknya minta ampun. Ini buka-bukaan saja mumpung puasa setannya dikerangkeng. Dengan begitu yang terima sogokan akan melakukan review. Tobat- tobat ayo semua agar anak cucu menikmati buminya jadi baik, anak cucu bisa hidup," ujarnya.

Ganjar menceritakan sempat menemui warga yang memang kesehariannya menambang dengan cara ilegal di Boyolali. Lalu ia mengajak mereka agar melakukan aktivitas secara legal.

Karena itu, pihaknya sempat mengeluarkan izin tambang rakyat. Namun, dari 13 kelompok penambang, yang awalnya setuju, bertahap mereka tidak setuju dan kembali menambang secara ilegal.

"Mereka akhirnya tidak sepakat tambang rakyat. Mohon maaf, mereka lebih memilih nyolong, karena nyolong lebih enak," tegas Ganjar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved