Ganjar Pranowo
Pesan Ganjar Pranowo ke Oknum Suap Galian C: Tobat, Tobat!
Ganjar juga menyebut masih banyaknya oknum yang memberi maupun menerima suap terkait izin penambangan Galian C.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Ia juga menyoroti masalah penambang 'rakus'. sudah diizinkan dalam satu areal penambangan, tapi sengaja menambang ke luar areal.
Begitu juga terkait aturan tata ruang yang mana sangat banyak orang untuk melakukan lobi-lobi dan negosiasi di bawah meja atau dengan cara menyuap.
Ganjar menegaskan pihaknya lebih memilih berkelahi jika ada pihak yang coba-coba untuk mengutak-atik tata ruang yang tidak sesuai ketentuannya.
"Mending berkelahi. Terkait tata ruang ada yang minta cepat-cepat diteken. Ini tata ruang atau tata uang alias nyogok," katanya.
Seharusnya, terkait alam termasuk tata ruang tidak bisa dipermainkan karena ada risiko yang bisa terjadi, termasuk banjir.
Ganjar menegaskan perlunya perbaikan atas kerusakan alam yang ditimbulkan Galian C. Karena itu, ia meminta penambang untuk mereklamasi areal galian dengan menanam pohon.
Ia pun teringat ketika Presiden Jokowi meninjau pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dimana presiden meminta agar ada penanaman kembali di areal tersebut.
"Pak Presiden tanya itu pohonnya kok diratakan semua, kok dibabat semua. Ternyata leveling tanahnya berbeda sehingga harus diratakan lebih dulu agar bisa dipakai. Lalu beliau bilang, awas loh ya ditanami lagi. Sekian ditebang, sekian lainnya harus ditanam," tuturnya.
Dalam acara tersebut, Ganjar juga menyinggung banyak energi baru dan terbarukan di Jateng yang belum dioptimalkan. Ia optimis ke depan ada upaya supaya pemakaian energi fosil bisa dikurangi.
Pada momentum Hari Bumi ini, kata dia, diharapkan semua pihak bisa melakukan refleksi terkait politik energi yang dipakai yakni baru terbarukan, kearifan dalam eksploitasi sumer daya, dan melakukan reklamasi kerusakan alam.
"Pada Hari Bumi ini jadi momentum untuk merencana aksi lebih detail lagi. Harus perhatikan kerusakan lingkungan yang ada," imbuhnya.
Dalam acara yang dikemas diskusi tersebut, sejumlah narasumber yang diundang antara lain Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa; Executive Vice President Engineering and Technology PT PLN (persero), Zainal Arifin.