Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala
KSAL Sebut Nasib Awak KRI Nanggala 402 Belum Bisa Dipastikan: Belum Ada Bukti Keberadaan Korban
Sebanyak 53 awak KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali belum bisa dinyatakan gugur.
TRIBUNJATENG.COM - Sebanyak 53 awak kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali belum bisa dinyatakan gugur.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.
Menurunya, hingga saat ini belum ada bukti otentik untuk menyatakan mereka gugur atau dalam keadaan hidup.
Baca juga: BREAKING NEWS: Resmi dari KSAL, KRI Nanggala 402 Dinyatakan Tenggelam
Baca juga: Puspa Kaget Saat Bangun Suami Sudah Ada di Atas Perutnya, Sementara Tetangga Gedor Pintu
Baca juga: Latar Belakang Maniur Sihotang, Pria yang Siksa dan Perlakukan Pacar Seperti Anjing, Motif Terungkap
Baca juga: Kronologi Brigadir NS Cabuli Ibu Mertua, Dilakukan Berkali-kali di Kamar hingga di Pinggir Jalan
"Kita tidak bisa melihat sampai bagaimana korban dari tadi yang disampaikan dengan hanya ini (bukti otentik) karena belum ketemu salah satu korban, jadi kita tidak bisa menduga-duga seberapa kondisi korban dan sebagainya," kata Yudo Margono di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Sabtu (14/4/2021).
Ia berharap kapal segera ditemukan dan bisa dilakukan evakuasi bagi para awak ini.
"Harapan kita nanti dengan evakuasi baru bisa kita tentukan (kondisi awak kapal) karena tidak ada bukti serpihan dari korban sehingga kami tidak bisa menduga," katanya.
Cara evakuasi
Yudo mengatakan, sejumlah teknik evakuasi telah direncanakan.
Teknis evakuasi ini sesuai standar The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (Ismerlo).
Indonesia akan mendapatkan bantuan dari para negara yang tergabung dengan Ismerlo ini.
Cara evakuasi pertama adalah metode diembus.
Metode ini dilakukan dengan memasukkan selang pada pipa yang terdapat pada kapal selam yang mana akan mengangkat naik kapal selam tersebut.
"Jadi di kapal selam itu ada seperti pipa-pipa yang bisa dicelupkan dengan selam bungkus sehingga bisa naik," jelasnya.
Cara kedua dengan diangkat menggunakan robot yang bisa dilakukan oleh kapal milik Singapura, yakni MV Switf Rescue.
"Swift Rescue punya Singapura juga memiliki kapal selam mini yang memberi sebagai robot di bawah itu untuk memasang peralatan," tambahnya.