Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Corona

Ada 3 Klaster Kasus Corona di Sragen, Ini Reaksi Bupati Yuni

Kasus Covid-19 di Kabupaten Sragen beberapa Minggu terakhir menjadi perbincangan. Pasalnya sejumlah tempat menjadi klaster penyebaran Virus Corona.

Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati 

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Kasus Covid-19 di Kabupaten Sragen beberapa Minggu terakhir menjadi perbincangan.

Pasalnya sejumlah tempat menjadi klaster penyebaran Virus Corona.

Sejumlah tempat tersebut yakni sekolahan, Layatan hingga tempat ibadah.

Imbasnya puluhan orang terpapar Covid-19 dan beberapa meninggal dunia.

Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno mengatakan klaster tersebut di antaranya SMA N 1 Gondang Sragen, klaster layatan di Desa Jetis, Sambirejo hingga klaster masjid di Desa Pelemgadung, Karangmalang.

"Kasus di SMA Gondang seharusnya sudah menjadi perhatian kita, satu sekolah satu wilayah sempit ada 10 orang yang positif 4 orang meninggal dunia, ini kasus luar biasa," kata Dedy.

Klaster menjai peringkat tentu di tingkat camat sudah kita sampaikan agar tidak boleh ada kasus 

Serupa, klaster hajatan di Sambirejo dan layatan di Karangmalang Dedy mengatakan pihaknya sudah memberikan perhatian. 

Dia mengaku pihaknya tak henti memberitahukan agar tetap terapkan protokol kesehatan di tengah masyarakat.

"Sebenarnya tidak kurang-kurang kita menghimbau kepada masyarakat soal memperkuat kembali protokol kesehatan."

"Faktanya di dunia di beberapa negara termasuk Indonesia mengalami kenaikan kasus. Apalagi kita sedang menghadapi bulan puasa ini dan sebentar lagi lebaran," kata Dedy.

Menanggapi hal tersebut Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan ada sejumlah faktor, imbas dari sudah adanya kelonggaran.

Mulai dari kehidupan sosial ekonomi yang kembali menggeliat, hajatan yang sudah diperbolehkan, hingga pendatang baru atau pemudik yang nekat pulang meskipun dilarang.

"Analisa saya karena sudah ada kelonggaran. Kegiatan ekonomi sudah jalan kemudian hajatan juga sudah boleh dan sekarang walaupun dilarang orang yang mudik masih tetap ada," kata Yuni.

Seperti di klaster Desa Jetis, Yuni mengatakan penyebaran Covid-19 berawal dari desa tersebut datangan tamu dari Jakarta yang ternyata positif Covid-19.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved