Buntil Purwokerto Jadi Istimewa Diburu Pembeli Saat Lebaran
Buntil sebenarnya adalah padanan kata, 'buntelan diuntil-until' yang artinya bungkusan yang diikat-ikat.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Daniel Ari Purnomo
Penulis: Permata Putra Sejati
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Buntil, jenis kuliner yang satu ini terdengar asing di telinga.
Bahkan bagi sebagian masyarakat, terdengar aneh dan unik dari namanya.
Bagi masyarakat Banyumas, Buntil adalah makanan yang sangat pas jika disandingkan dengan nasi.
Buntil sebenarnya adalah padanan kata, 'buntelan diuntil-until' yang artinya bungkusan yang diikat-ikat.
Buntil terbuat dari daun pepaya, daun singkong ataupun daun talas.
Daun-daun itu biasanya dibentuk bulat sebesar kepalan tangan anak-anak.
Diberi nama buntil dikarenakan dalam proses pembuatannya, daun yang digunakan untuk membungkus baik itu daun pepaya, daun talas ataupun daun singkong diuntil-until (diikat-ikat).
Seorang penjual Buntil di Pasar Manis Purwokerto, Munifah (49) mengatakan banyak warga pendatang yang mencari Buntil ke pasar.
Apalagi di saat momen Lebaran saat ini, dia mengaku kebanjiran pesanan buntil.
"Kadang banyak juga dari luar Banyumas yang beli, akhirnya saya buat ada yang di frozen jika ada pesanan yang jauh," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (16/5/2021).
Dia sudah berjualan buntil sejak 1993.
Di momen Lebaran ini dia bisa membuat sekitar 100 ikat buntil.
Ia mengatakan jika Buntil Banyumas dibedakan menjadi tiga macam tergantung dari daun yang digunakan untuk membungkusnya.
Jenis yang pertama disebut dengan buntil talas, buntil singkong buntil pepaya, apabila bungkusnya menggunakan daun pepaya.