Warga Tambak Lorok Masak Ketupat Syawalan Tak Hiraukan Banjir Air Rob
Asap mengepul dari tungku dadakan di beberapa rumah warga Kampung Tambak Lorok, Tanjung Mas, Semarang Utara.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Penulis : Iwan Arifianto
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Asap mengepul dari tungku dadakan di beberapa rumah warga Kampung Tambak Lorok, Tanjung Mas, Semarang Utara.
Di antaranya Sutrisnah (52) yang duduk setia di depan tungku.
Sesekali tangannya menjulurkan bambu ke mulut tungku agar perapian tetap menyala.
Kobaran api panas dari tungku itu sangat kontras dengan keadaaan sekeliling yang dipenuhi air rob.
"Memang di sini rob tapi besok syawalan jadi bikin ketupat di tengah banjir," bebernya, Rabu (19/5/2021).
Meksi terendam banjir rob, tak menyurutkan semangat para warga Tambak Lorok untuk memasak ketupat sebagai tradisi menyambut syawalan di pesisir Semarang.
Berhubung rob warga terpaksa memasak ketupat, lepat, dan lontong di pinggir jalan gang yang kondisinya ketinggian air rob rendah.
Warga menyiasatinya dengan membikin tumpukan tungku batako lebih tinggi dari air.
Ketinggian air rob sekira 30 sentimeter hingga 50 sentimeter hampir melanda seluruh kawasan kampung tersebut.
Kondisi paling parah berada di wilayah RW 15 yang seluruh RT nya terendam air rob.
Kondisi tersebut berlangsung lebih dari satu bulan.
Tak heran selama lebaran hingga syawalan air rob rajin bersilaturahmi ke rumah warga.
Sutrisnah menyebut, terpaksa harus memasak ketupat di pinggir jalan gang depan rumah.
Hal itu dilakukan dapur rumahnya banjir rob.