Berita Batang
Gandeng Peternak Sapi Perah Lokal, Nestle Indonesia Realisasikan Pembangunan Pabrik di Batang
Nestle Indonesia memastikan pembangunan pabrik baru di Kabupaten Batang, Jateng, ditandai dengan peletakan batu pertam
TRIBUNJATENG.COM, BATANG -- Nestle Indonesia memastikan pembangunan pabrik baru di Kabupaten Batang, Jateng, ditandai dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking pada Kamis (20/3).
Pada acara itu juga diresmikan perluasan fasilitas di tiga pabrik lain Nestle, yaitu pabrik di Karawang (Jawa Barat), Kejayan-Pasuruan (Jawa Timur), dan Panjang (Lampung).
Peresmian pembangunan pabrik baru itu dihadiri secara virtual oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Presiden
Direktur Nestle Indonesia, Ganesan Ampalavanar.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mengatakan, Nestle Indonesia merealisasikan investasi sebesar 220 juta dollar AS, atau setara Rp 3,14 triliun (kurs Rp 14.285) untuk pembangunan pabrik pengolahan susu Bandaraya dan perluasan tiga pabrik miliknya.
Hal itu sebagai kelanjutan dari komitmen investasi Nesle sebesar 100 juta dollar AS pada 2019 lalu.
"Kami menyambut baik investasi Nestle untuk pabrik baru dan perluasan kapasitas pabrik lain. Kami juga apresiasi bahwa Netle akan bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Batang untuk mengembangkan peternakan sapi perah di Batang," katanya, Kamis (20/5).
Menurut dia, hal itu akan sangat baik, karena pada akhirnya akan bermanfaat bagi peternak sapi perah dan ekonomi pedesaan di Jateng.
"Pola kerja sama antara investor dengan pelaku usaha di daerah tempat berinvestasi inilah yang menjadi fokus Kementerian Investasi/BKPM. Investasi diharapkan menciptakan economic multiplier effect yang positif. Jadi, apa yang dilakukan Nestle Indonesia patut dicontoh," ujarnya.
Bahlil pun meminta agar para peternak sapi lokal bisa diberikan keterampilan dan teknologi untuk menciptakan produksi yang berkualitas tinggi, sehingga bisa diserap industri.
"Ini yang disebut penciptaan lapangan pekerjaan. Masyarakat diberi skill yang baik, agar produksi yang dibawa masyarakat jadi kualitas mumpuni dan memiliki nilai jual bagus.
Dalam konteks ini, saya pikir sudah saatnya pemerintah baik kabupaten dan provinsi bergandengan tangan dengan investor atau pelaku usaha," ucapnya.
Ia juga meminta Nestle untuk berkolaborasi dengan pengusaha di daerah. Hal itu sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres).
Pengusaha daerah bisa dimasukan dalam sistem rantai produksi atau bahkan saat konstruksi pabrik baru.
"Tolong kolaborasi dengan pengusaha daerah. Bagian mana yang bisa masuk, harus dilibatkan. Setiap investor yang masuk, harus berkolaborasi dengan UMKM serta pengusaha menengah dan nasional yang ada di daerah.