Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Ini Dia Kampung Nelayan Bendar, Tempatnya Para Sultan Perikanan di Pati

Kampung Nelayan Desa Bendar, Kecamatan Juwana, tengah viral di media sosial. Benar-benar temapt tinggal para "sultan".

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: moh anhar

Penulis: Mazka Hauzan Naufal

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Kampung Nelayan Desa Bendar, Kecamatan Juwana, tengah viral di media sosial.

Video yang memperlihatkan suasana desa ini mulanya viral di TikTok, kemudian menyebar ke sejumlah platform media sosial lainnya.

Pemilik akun TikTok @elizasifaa mengunggah video yang menampakkan rumah-rumah megah nan mewah warga setempat.

Ia juga menyebut Bendar sebagai “Desa Nelayan Terkaya di Indonesia”.

Sebetulnya, julukan tersebut bukan baru-baru ini saja disematkan pada Desa Nelayan Bendar.

Sudah sejak lama, Bendar dan sejumlah desa nelayan lainnya di sepanjang alur Sungai Juwana dikenal sebagai desa nelayan yang makmur.

Baca juga: Pembangunan Kota Semarang Tak Hanya Andalkan APBD, Pemkot Lakukan Strategi Sistem KPBU

Baca juga: Julio Jadikan Masjid Diponegoro Semarang Sasaran Kejahatan, Diusir Tetangga Gegara Klepto

Baca juga: 3 Motor Mustolih Seketika Jadi Rongsokan Begitu Api Membesar Bakar Gudangnya di Kebumen

Dalam buku “Ekspedisi Anjer-Panaroekan” yang memuat antologi laporan jurnalistik Kompas, terdapat satu artikel yang secara khusus membahas Desa Bendar.

Dalam buku yang terbit 2008 itu, Ahmad Arif dan Haryo Damardono menulis artikel bertajuk “Bendar, Pengecualian Sebuah Desa Nelayan”.

“Di desa itu, nelayan tak tinggal di gubuk reyot, tapi di rumah-rumah seperti istana: gedung dua lantai bahkan lebih, pilar-pilar tinggi, lantai berlapis marmer, dan atap genteng beton. Ada rumah dilengkapi kolam renang….” begitu bunyi sebagian paragraf pertama artikel tersebut.

Gambaran itu masih valid hingga kini.

Ketika Tribunjateng.com berkunjung ke Bendar, Selasa (25/5/2021), terlihat jelas banyaknya rumah-rumah mewah.

Mulai dari yang berarsitektur klasik hingga modern. Namun, masih ada pula rumah-rumah sederhana di antaranya.

Bendar memang dihuni oleh para bos perikanan, pemilik kapal-kapal nelayan besar senilai miliaran rupiah, berukuran puluhan hingga ratusan Gross Tonnage (GT).

Baca juga: Objek Wisata Pantai Widuri Pemalang Kini Dibuka Pukul 06.00 WIB

Baca juga: Jual Rumah Baru - Bekas dan Tanah Murah Semarang Selasa 25 Mei 2021

Baca juga: Makam Ridwan Pesilat PSHT Karanganyar Akan Dibongkar Untuk Autopsi Penyebab Kematian

Kapal-kapal itu berlayar menjelajah ke sumber-sumber ikan terbaik di nusantara, dan membawa pulang kesejahteraan untuk masyarakat nelayan.

Namun, disebutkan pula dalam artikel itu, hingga tahun 1980-an, nelayan Desa Bendar mayoritas masih miskin.

Rumah-rumah pun masih kumuh.

Kini, Bendar dan sejumlah desa di sekitarnya telah menjadi basis bagi ratusan unit kapal besar.

Terkait hal ini, Pemkab Mimika mengadakan kunjungan kerja ke Pati, Kamis (21/3/2019) lalu.

Secara khusus, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mimika Leentje Aria Antje Siwabessy ingin melihat bagaimana kehidupan nelayan di Juwana dan melihat taraf hidupnya.

Dalam webinar yang digelar Fakultas Perikanan Undip pada 3 Juli 2020 lalu, Wakil Bupati Pati Saiful Arifin menyebut bahwa dari total 874 kapal berkapasitas di atas 30 GT yang ada di Jawa Tengah, 576 di antaranya berada di Pati.

Dia menambahkan, kategori di atas 30 GT memiliki besaran bervariasi, mulai dari 80 hingga 150 GT.

Adapun kapal nelayan kecil berukuran di bawah 10 GT jumlahnya mencapai 1.732 unit.

Hal itu menggambarkan kekuatan sektor perikanan di Pati.

Baca juga: Dicuekin saat Pamit, Sugeng Malah Emosi, Tantang Kawan Duel Pakai Senjata Tajam

Baca juga: Tingkatkan Pelayanan Publik, Bupati Kudus M Hartopo Tandatangani MoU Bersama Mitra Kerja‎

Baca juga: Kejar Percepatan Vaksinasi Lansia, Ganjar Ubah Pola Suntikan Vaksin

Dengan jumlah sebesar itu, menurut pria yang akrab disapa Safin ini, para nelayan lokal sanggup memaksimalkan potensi perikanan yang ada di seluruh Wilayah Pengelolaan Ikan (WPP) yang ada di Indonesia.

Karena itu ia selalu menentang keras jika ada kapal nelayan asing masuk ke wilayah perairan nusantara.

“Para nelayan kapal besar di Juwana mencari ikannya memang bukan di perairan Jawa Tengah. Ada beberapa yang di Sulawesi, laut Papua, Natuna, dan lain-lain. Karena itu saya harap jangan ada lagi nelayan asing di laut NKRI. Nelayan Pati siap menggantikan mereka,” tegas Safin ketika itu.

Sekretaris Kecamatan Juwana, Ahmada Mangkunegara, menyebut Desa Bendar sebagai “Permukiman Sultan”.

“Di sana memang pusat perekonomian di sektor perikanan. Banyak masyarakat sultan, pengusaha di bidang perikanan. Sebetulnya tidak hanya Bendar, ada juga Bajomulyo,” ujar dia ketika diwawancarai Tribunjateng.com, Selasa (25/5/2021).

Menurut pria yang akrab disapa Gus Mada ini, masyarakat Bendar memang didominasi pengusaha perikanan.

Namun, ada pula nelayan yang masih berkategori menengah.

“Tapi secara umum di mata masyarakat nelayan nasional, Juwana memang luar biasa. Pelaut kita sampai mana-mana, menjelajah perairan nusantara. Kebijakan mengenai perikanan di tingkat pemerintah pusat juga atas masukan dan saran dari teman-teman nelayan Juwana,” papar dia.

Bagaimanapun, sebut Gus Mada, Bendar memang bisa dikatakan sebagai desa dengan perekonomian maju.

Bisa dilihat dari banyaknya rumah gedongan di sana.

Namun, dia juga tidak memungkiri bahwa masih ada masyarakat kurang mampu penerima bantuan sosial di sana.

Akan tetapi, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menguatkan sektor perikanan.

“Pemkab Pati juga memfasilitasi dalam rangka memajukan sentra perekonomian di Juwana. Ada pembuatan tambat kapal dan sentra industri perikanan,” jelas dia.

Baca juga: Tagar #Butterto200M Trending di Twitter, Video Butter BTS Tembus 200 Juta Tayangan

Baca juga: Jual Mobil Motor Baru dan Bekas Semarang Murah Berkualitas Selasa 25 Mei 2021

Baca juga: Info Loker Lowongan Kerja Terbaru di Semarang Selasa 25 Mei 2021

Pada Rabu (11/11/2020) lalu, Pemkab Pati dengan proyek Pembangunan Sentra Perikanan Terpadu di Juwana diganjar Pemprov Jateng dengan titel Juara 2 Central Java potencial Investment Challenge.

Untuk diketahui, sebagaimana disampaikan Bupati Pati Haryanto ketika menerima penghargaan, pihaknya tengah membangun pelabuhan tambat kapal di Juwana. Pelabuhan ini nantinya dapat menampung sekitar 800 kapal dengan kapasitas di atas 30 GT.

Tambat kapal tersebut merupakan bagian dari lahan seluas 12,5 hektare di Pulau Seprapat Juwana yang akan dijadikan sentra industri perikanan. Diproyeksikan, sentra industri ini nantinya bisa menampung 20 ribu lebih tenaga kerja. (*)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved