Berita Solo
Gibran Tak Ingin Kasus Pecel Lele Malioboro Terjadi di Solo, Semua Warung Wajib Tampilkan Harga
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berharap kasus pecel lele di lesehan Malioboro Yogyakarta tidak terjadi di Surakarta.
Fakta Pecel Lele di Malioboro
Sebuah video yang menampilkan wanita menceritakan pengalamannya bayar mahal untuk seporsi pecel lele di Malioboro, Kota Yogyakarta, viral di media sosial.
Kejadian itu, sontak menjadi viral di media sosial, setelah akun @aulroket mengunggahnya melalui Tiktok.
Terang saja, unggahan tersebut, menyebar begitu cepat di berbagai medsos, mulai twitter, facebook dan instagram.
Sebuah curhatan dari netizen soal pedagang kaki lima yang memberi harga pecel lele mahal viral di media sosial.
Peristiwa itu terjadi di kawasan Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ternyata pelakunya merupakan pedagang baru yang berjualan di lokasi tersebut.
Kini oknum pedagang tersebut telah diberi sanksi.
Forum Komunikasi dan Koordinasi Perwakilan (FKKP) wadah paguyuban pedagang di Jalan Perwakilan kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta merespon terkait beredarnya video keluhan netizen yang menceritakan harga pecel lele yang tak lazim.
Ketua FKKP Adi Kusuma menyebut pedagang yang nuthuk harga tersebut merupakan pedagang baru yang berjualan di lokasi itu.
"Perihal video viral yang menyangkut PKL pecel lele yang ada di perwakilan (jalan), kami menyatakan bahwa memang sudah kami temukan oknum PKL tersebut."
"Tetapi saya nyatakan oknum tersebut belum masuk dalam paguyuban kami, karena oknum tersebut ternyata adalah pemilik baru dari pemilik lama yang baru dialihkan," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun Jogja, Kamis (27/5/2021).
Adi menjelaskan, pedagang yang memasang harga tak lazim tersebut diketahui baru berjualan sekitar 2 bulan yang lalu, lantaran pemilik lama tidak sanggup lagi melanjutkan jualan akibat pandemi Covid-19.
Saat ditanyakan mengenai kejadian itu, oknum tersebut mengaku tidak tahu adanya paguyuban dan tidak berkoordinasi dengan pihaknya setelah pengalihan manajemen tersebut.
"Tetapi atas adanya video viral yang menyangkut oknum tersebut kami dari paguyuban sudah berkoordinasi dengan kemantren, kelurahan, serta pihak terkait untuk merespon kritik wisatawan tersebut," imbuhnya.