Tradisi
Mengenal Festival Famadihana, Kumpul kumpul Bareng Keluarga yang Sudah Mati
Sebuah tradisi yang cukup menyeramkan ada di Madagaskar.Masyarakat lokal menyebutnya dengan festival Famadihana.
Semuanya beramai-ramai secara beriringan berjalan dari desa menuju makam.
Sesampai di sana, jenazah selanjutnya dipindahkan dan diletakkan di atas tikar buluh.
Tubuh jenazah lalu dibungkus dengan kain kafan baru, sembari diberi sesuatu yang jadi favorit jenazah semasa hidup. Bisa rokok, minuman beralkohol, parfum, sampai lipstik.
Sesudah dibungkus, para keluarga kemudian menari dengan tubuh mayat nenek moyang ini, sembari mengenalkannya pada anggota baru keluarga.
Baca juga: Mikhayla Anak Nia Ramadhani Sekali Request Makanan Setara Gaji Susternya
Baca juga: Hujan Deras, PLN Gerak Cepat Atasi Gangguan Padam
Baca juga: Hujan Deras, PLN Gerak Cepat Atasi Gangguan Padam
Esensi tradisi ini sebenarnya adalah untuk memperkuat hubungan keluarga. Nenek moyang, yang walaupun sudah meninggal, harus tetap dikenal anggota keluarga baru supaya hubungan kekeluargaan bisa semakin erat.
Sayangnya, tradisi Famadihana mulai ditinggalkan. Selain karena anggapan bahwa tradisi ini bertentangan dengan agama, biaya untuk melakukan Famadihana juga terlampau mahal.
Selain itu, ditinjau dari aspek kesehatan, mayat yang dibongkar kembali dari kuburannya berpotensi bisa menyebarkan wabah penyakit.
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Di Madagaskar, Ada Tradisi Menari dengan Mayat Nenek Moyang