Berita BBM
BERITA LENGKAP : BBM Premium Rencananya Dihapus di 2022
Pemerintah berencana menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium pada tahun depan, sebagai upaya mengurangi gas buang emisi
"Kami meminta agar Premium ini tidak dihapus di tahun 2022, tetap dijalankan (pendistribusian Premium)," ujar Mulyanto.
Menurutnya, ke depan pemerintah harus melakukan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat terkait BBM ramah lingkungan di wilayah Jamali.
Namun, seiring kondisi ekonomi masyarakat tertekan akibat pandemi Covid-19 maka Premium belum perlu dihapus.
"Daya beli masyarakat yang masih lemah, maka kami minta agar premium ini tidak dihapus. Masyarakat masih membutuhkan BBM murah," paparnya.
Usulan Kuota BBM Bersubsidi 14,8-15,58 Juta Kiloliter
DI sisi lain, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengusulkan volume BBM bersubsidi sebesar 14,8-15,58 juta kiloliter (kl) dalam RAPBN 2022. Angka tersebut lebih rendah dari target APBN tahun 2021 yang sebesar 16,30 juta kl.
Adapun asumsi volume BBM subsidi 2022 itu terdiri dari minyak tanah 0,46-0,48 juta kl dan solar 14,34-15,10 juta kl.
Arifin Tasrif mengatakan, turunnya asumsi volume BBM bersubsidi pada tahun 2022 telah mempertimbangkan realisasi dan outlook tahun 2021. Volume BBM bersubsidi pada tahun 2021 sebesar 16,3 juta kl yang terdiri dari 500.000 kl dan solar 15,8 juta kl.
"Realisasi volume penjualan BBM bersubsidi sampai dengan bulan Mei tahun 2021 sebesar 5,61 juta kl, terdiri dari minyak tanah sebesar 0,19 juta kl dan minyak solar sebesar 5,42 juta kl," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (2/6).
Sementara outlook volume BBM bersubsidi tahun 2021 sebesar 14,79 juta kl terdiri dari minyak tanah sebesar 0,46 juta KL dan minyak solar sebesar 14,33 juta KL.
"Dengan mempertimbangkan realisasi dan outlook tahun 2021, maka volume BBM bersubsidi diusulkan dalam RAPBN tahun 2022 sebesar 14,8 sampai 15,8 juta kl," tuturnya.
Untuk kuota volume LPG 3 kg dalam RAPBN tahun 2022 diusulkan sebesar 7,4-7,5 juta metrik ton (MT), hampir sama dengan target dalam APBN 2021 yang sebesar 7,5 juta MT. Adapun realisasi sampai dengan Mei 2021 sebesar 2,96 juta MT, sehingga outlook sampai akhir tahun 2021 diperkirakan sebesar 7,15 juta MT.
"Dengan mempertimbangkan realisasi dan outlook tahun 2021 maka pemerintah mengusulkan volume LPG 3 kg dalam RAPBN tahun anggaran 2022 sebesar 7,4 sampai 7,5 juta MT," jelas Arifin.
Arifin menambahkan, untuk subsidi tetap minyak solar dalam RAPBN 2022 diusulkan adanya subsidi tetap minyak solar sebesar Rp500 per liter atau sama dengan besaran tahun 2021.
"Dalam rangka efisiensi dan agar subsidi minyak solar dapat tepat sasaran diperlukan dukungan peningkatan peran dari pihak-pihak terkait maupun pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan konsumsi BBM yang bersubsidi melalui program, antara lain digitalisasi dan pengawasan di lapangan," tandasnya. (oko/sin/aji/Tribun Network/sen/wly)
Baca juga: Siang Malam Bupati Kudus HM Hartopo Berupaya Keras untuk Mengendalikan Kasus Covid-19
Baca juga: Video Pelatih PSIS Dragan Djukanovic Merasa Khawatir Jelang Liga 1 2021
Baca juga: NA Suami Beri Bogem Mentah Pegawai Koperasi Simpan Pinjam Gara-gara Kesal Istri Ditagih Utang