Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Covid19

BERITA LENGKAP : Kasus Covid-19 Seperti Bara dalam Sekam, Melonjak menjadi 1,88 Juta Kasus Positif

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Kamis (10/6) ada tambahan 8.892 kasus baru infeksi virus corona di Indonesia, sehingga jumlah total menjadi 1,88

corona.jatengprov.go.id
Update Virus Corona Jawa Tengah Rabu 2 Juni 2021 

Ia pun meminta pemerintah membenahi strategi dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berskala Mikro atau micro lockdown yang saat ini mulai berlaku di seluruh Indonesia sejak awal Juni hingga 14 Juni, dan sudah dipastikan akan diperpanjang lagi.

Windhu menilai, konsep micro lockdown di PPKM Mikro sudah apik. Hanya saja, ia menyoroti pemetaan zona risiko wilayah masih saja diberlakukan. Padahal menurutnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah mengatakan ada beberapa pihak forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) yang sengaja menekan jumlah tes harian agar temuan covid-19 di wilayahnya relatif dilaporkan sedikit.

Ia menduga, hal itu dilakoni pemda dengan harapan daerah yang dipimpinnya dapat masuk kategori wilayah dengan risiko penularan rendah atau zona hijau. "Jadi gunanya apa zonasi? Lebih baik semua daerah diberlakukan micro lockdown. Apa yang disampaikan Pak Menkes itu memang betul terjadi. Zonasi jadi seperti buah delima, kuning di luar merah di dalam, atau semangka, hijau di luar tapi dalamnya merah," tandasnya.

Senada, Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman pun menilai, temuan-temuan terkini soal kenaikan kasus covid-19 yang mulai menjangkiti kota-kota kecil menunjukkan bahwa kasus terpapar virus corona Indonesia yang dilaporkan pemerintah masih kategori puncak gunung es.

Apabila pengendalian pandemi covid-19 tak kunjung diperbaiki, Ia memprediksi, pada periode Juni-Juli ini merupakan masa potensi puncak tertinggi kasus akan terjadi lagi. "Klaster yang saat ini mulai muncul itu menunjukkan bahwa ini cerminan puncak gunung es, karena kasus di masyarakat bisa lebih dari itu," tuturnya.

Dicky menyoroti dua faktor penyebab klaster-klaster di lingkup mikro mulai merebak di Indonesia. Pertama, dari sisi pemerintah, ia menyebut pemerintah sedari awal serba telat dalam mengencangkan upaya 3T.

Dicky juga mengaku sangsi dengan data yang dikumpulkan pemerintah dari mulai awal pandemi hingga kini bahwa jumlah kasus covid-19 yang sebenarnya adalah 1,8 juta. Ia memprediksi kasus covid-19 Indonesia sejatinya lebih daripada itu, tetapi banyak didominasi kasus positif corona dengan asimptomatik alias Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Kalau saya setidaknya prediksi di antara 5-10 persen, jadi 5 persen akhir tahun lalu, kalau sekarang mengarah 10. Jadi sekitar 20 jutaan, tapi itu didominasi OTG," ucapnya.

Kedua, Dicky menyatakan, penyebab klaster covid-19 meningkat adalah kontribusi warga. Ia menilai saat pandemi covid-19 sudah berjalan kurang lebih 14 bulan di Indonesia, psikologis warga mulai berubah. Dengan kata lain, sambungnya, kesadaran warga terhadap protokol kesehatan covid-19 malah merosot.

Dalam paparan data Satgas Covid-19 per 30 Mei misalnya, dapat dilihat masih ada 53 dari 352 kabupaten/kota yang tingkat kepatuhan memakai masker di bawah kurang dari 60 persen. Sementara rata-rata secara nasional dari 10,4 juta warga yang dipantau dalam sepekan, masih ada 11,55 persen warga yang tidak memakai masker.

Sementara untuk menjaga jarak, masih ada 55 dari 352 kabupaten/kota yang tingkat kepatuhan menjaga jarak di bawah kurang dari 60 persen. Sedangkan untuk rata-rata secara nasional masih ada 12,4 persen masyarakat yang tidak menjaga jarak.

"Kesadaran 3M warga menurun, padahal 3M itu tidak cukup, tapi harus 5M: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas," terangnya. (cnn)

Lockdown Lokal di Sejumlah Daerah

Peningkatan kasus covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir terjadi dalam lingkup wilayah, sehingga menyebabkan harus diberlakukannya lockdown lokal tingkat RT.

Hal itu seperti terjadi Plosokuning V, Minomartani, Ngaglik, Sleman, DIY, di mana ditemukan sebanyak 34 orang dinyatakan positif terpapar covid-19 dalam satu RT. "Barusan tadi (siang kemarin-Red) direncanakan (lockdown) untuk RT 22," kata Camat Ngaglik, Subagyo.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved