Berita Semarang
Hendi Akan Buka 4 Tempat Karantina Baru, di Diklat Ketileng hingga UIN Walisongo
Pemerintah Kota Semarang akan membuka empat tempat karantina baru. Hal itu menyusul sudah cukup banyak rumah sakit yang hampir penuh.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang akan membuka empat tempat karantina baru. Hal itu menyusul sudah cukup banyak rumah sakit yang hampir penuh.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan, bed occupancy ratio (BOR) atau angka penggunaan tempat tidur isolasi di Kota Semarang mencapai 82 persen dari total 1.771 tempat tidur.
Banyak rumah sakit yang memiliki tingkat BOR hampir 100 persen. Bahkan, sudah 100 persen.
Baca juga: Banyak RS di Kota Semarang Penuh, Hendi Akan Buka 4 Tempat Karantina Baru
Baca juga: Tampung Pasien Luar Kota, Hendi Akan Sewa Hotel di Semarang Untuk Karantina
Baca juga: Banyak Pasien Positif Corona Karantina di Rumah Malah Meninggal, Bupati Sragen: Besok Kita Larang!
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kota Semarang berupaya menambah tempat karantina agar pasien yang sudah stabil namun masih dalam kondisi positif Covid-19 bisa dirawat di tempat karantina.
Mengenai isu pasien di rumah dinas harus mengantre mendapatkan penanganan, wali kota yang akrab disapa Hendi menjelaskan, keterisian di rumah dinas memang sangat fluktuatif.
Bisa jadi malam hari penuh, namun pasien yang sembuh dan pulang ke rumah masing-masing juga tinggi.
Keterisian tempat karantina di Islamic Centre juga tidak berbeda jauh. Dari 120 tempat tidur, sudah terisi 90 pasien dalam dua hari.
"Tingkat kesembuan juga cepet. Jadi, tidak perlu ragu dan risau. Isu penuhnya rumah sakit mungkin iya tapi isu tempat karantina mungkin tidak," tegas Hendi, Selasa (15/6/2021).
Dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Semarang berencana menambah empat tempat karantina baru untuk menampung masyarakat yang terpapar Covid-19.
Hendi akan membuka kembali kantor Diklat Pemerintah Kota Semarang di Jalan Ketileng untuk tempat karantina dengan kapasitas 100 tempat tidur.
Pihaknya juga sudah melakukan negosiasi dengan tiga pihak untuk membuka tempat karantina baru.
Pertama, Pemkot bekerja sema dengan UIN Walisongo untuk memanfaatkan asrama mahasiswa dijadikan tempat karantina. Setidaknya, akan ada 200 tempat tidur isolasi di asrama tersebut.
"Teman-teman sedang membersihkan lokasi. Target minggu depan," ucapnya.
Kemudian, pihaknya juga bernegosiasi dengan pemilik rumah sakit baru di Kota Semarang.
Pembangunan rumah sakit tersebut hampir selesai namun belum dikeluarkan perizinannya.
Rencananya, rumah sakit itu akan digunakan untuk tempat karantina dengan kapasitas 100 tempat tidur.
Sebuah gereja di Marina juga akan menjadi tempat isolasi dengan kapasitas 50 tempat tidur.
"Dari 1.771, nanti kami ada tambahan 450 kamar. Dengan adanya tambahan itu, BOR kami akan turun meski sudah banyak RS yang BORnya hampir 100 persen. Terutama icu banyak yamg 100 persen. Kalau kita punya tempat tidur ruang karantina di luar RS, pasien yang hampir sembuh bisa dimasukan ke karantina," ujar Hendi.
Adapun, rencana membuka tempat isolasi di hotel, Hendi menilai, saat ini belum perlu dilakukan. Itu menjadi rencana terakhir apabila Kota Semarang sudah kesulitan mencari tempat isolasi.
Menurutnya, beberapa hotel sudah bersepakat mengenainhal itu.
Namun demikian, dia berharap tidak ada penambahan kasus lagi sehingga tempat isolasi bisa mencukupi.
Lebih lanjut, dia menegaskan, Pemkot Semarang tidak membedakan pasien baik dari luar kota maupun dalam kota.
Dia meminta kepada Dinas Kesehatanaupun rumah sakit untuk melayani seluruh pasien yang ada.
Tim satgas Covid-19 Kota Semarang tentu akan berupaya secara maksimal mencari tempat isolasi apabila pasien dari luar kota masuk ke Semarang. (eyf)
Berita terkait karantina
Berita terkait Kota Semarang
Berita terkait hendrar prihadi
Berita terkait covid-19