Berita Banjarnegara
Tak Mikir Tarif Listrik, Warga Desa Winong Banjarnegara Sedot Air Bersih Pakai Kincir
Di bawah tebing pemukiman warga Dusun Blumbungan Desa Winong, Kecamatan Bawang, terdengar gemericik keras.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rival al manaf
Penulis: Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Di bawah tebing pemukiman warga Dusun Blumbungan Desa Winong, Kecamatan Bawang, terdengar gemericik keras.
Bunyian itu berasal dari air yang mengalir deras dari mulut pipa menimpa sebuah kincir besi.
Dorongan air membuat kincir berputar tiada henti.
Perputaran kincir itu mampu menggerakkan pompa piston yang dipakai untuk menyedot air bersih di sekitar sungai.
Baca juga: Dua Sejoli Bertengkar, VCS yang Selama Ini Tersimpan di HP Disebar, Follower Jadi Tahu Kelakuannya
Baca juga: Prediksi Finlandia Vs Rusia Euro 2021, H2H, Susunan Pemain dan Link Live Streaming
Baca juga: Tim Gabungan Semprot Disinfektan di Jalanan Protokol Solo Cegah Penyebaran Covid-19
Baca juga: BMKG Imbau Masyarakat Maluku Jauhi Pantai, Gempa Susulan Berpotensi Tsunami
Siapa sangka, teknologi sederhana itu mampu mengalirkan air bersih dari sumber mata air ke pemukiman yang lokasinya di atas tebing.
Puluhan meter di atas kincir itu, Syamsudin sibuk membersihkan sampah di bendungan.
Sampah memang jadi musuh utama warga pemanfaat kincir.
Sampah, apapun wujudnya, bisa menyumbat aliran air yang masuk ke dalam pipa.
Jika pipa tersumbat, aliran akan terhambat. Kincir tidak akan bisa berputar karena tak ada penggerak.
Suplai air bersih ke rumah-rumah warga pun menjadi tersendat.
Karena itu, Syamsudin yang dipercaya merawat kincir itu rajin memantau kebersihan sungai untuk memastikan kincir tak bermasalah.
"Sampah harus rajin dibersihkan agar tidak menghambat operasional kincir, " kata Syamsudin, pengurus Kincir Air di Dusun Plumbungan Desa Winong, Rabu (16/6/2021)
Keberadaan kincir air itu amat berarti bagi warga, terutama 12 rumah tangga yang memanfaatkannya di RT 1 RW 5.
Dengan mesin pompa bertenaga air itu, mereka tak kesusahan mendapatkan air bersih.
Air bersih menjadi kebutuhan viral warga. Bukan hanya untuk keperluan MCK, namun juga air minum dan memasak.
Sebelum ada kincir, warga membuat sumur di sekitar sungai untuk mendapatkan mata air.
Masalahnya, lokasi sumber mata air berada di bawah pemukiman.
Warga harus menggunakan mesin pompa bertenaga listrik guna menyedot air bersih untuk dialirkan ke rumah.
Padahal, biaya untuk membeli mesin pompa serta pipa peralon cukup mahal.
Belum lagi, masyarakat harus memikirkan tagihan bulanan yang membengkak karena penggunaan listrik yang boros.
Ini tentu cukup memberatkan, terutama bagi keluarga miskin.
"Bisa habis Rp 3 juta untuk beli sanyo (mesin pompa) dan pipa. Kalau Kincir hanya butuh biaya untuk perawatan, " katanya.
Beruntung masyarakat di wilayahnya menerima bantuan kincir air dari pemerintah untuk mengatasi persoalan itu. Warga menyambut antusias program itu.
Baca juga: BMKG Imbau Masyarakat Maluku Jauhi Pantai, Gempa Susulan Berpotensi Tsunami
Baca juga: Video Beat Silver vs Beat Hitam di Turunan Gombel Semarang, Satu Meninggal
Baca juga: Rotasi Jabatan di Polres Jepara, Kapolsek Nalumsari dan Kapolsek Kalinyamatan Diganti
Kini, masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya. Dari sambungan pipa yang terhubung ke kincir, air bersih mengalir ke rumah-rumah warga.
Mereka bisa menghemat penggunaan listrik berkat kincir air yang memanfaatkan energi alam.
Warga hanya memikirkan biaya perawatan kincir yang tak mahal. Karena itu, tiap rumah tangga pemakai tetap dikenai tarif berdasarkan tingkat pemakaian.
Tetapi biaya yang dikeluarkan warga tiap bulannya tak memberatkan.
"Tiap rumah dipasang meter. Tarif tergantung pemakaian. Ada yang cuma bayar Rp 6 ribu tiap bulan, jadi lebih ringan, " katanya.
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :