Berita Tegal
Lagi, Satu Desa di Kabupaten Tegal Lockdown Wilayah, Ada 14 Warga Terpapar Covid-19
Satu desa di Kabupaten Tegal melakukan lockdown wilayah karena terdapat warga yang terpapar Covid-19.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Setelah Desa Randusari Kecamatan Pagerbarang, Desa Kajenengan Kecamatan Bojong, dan Desa Gantungan Kecamatan Jatinegara, kali ini bertambah satu desa di Kabupaten Tegal yang melakukan lockdown wilayah karena terdapat warga yang terpapar Covid-19.
Adapun Desa yang lockdown wilayah sejak Kamis (17/6/2021) kem

arin yaitu Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, tepatnya di RT 03 RW 06.
Setidaknya ada 14 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil tracing tim Puskesmas setempat.
Sesuai penuturan warga sekitar yang ditemui di lokasi saat sedang berjaga, Sugeng, awal mula ditemukannya warga terpapar Covid-19 karena ada salah satu warga yang mengeluh sakit kemudian kontrol di salah satu rumah sakit.
Setelah diperiksa hasil rapid tes antigen menunjukan positif atau reaktif Covid-19. Namun pihak keluarga menolak untuk dirawat dan membawa yang sakit kembali ke rumah.
Tidak lama selang seminggu warga yang sakit ini meninggal dunia.
Tidak ingin penyebaran semakin meluas, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 langsung memberlakukan lockdown mikro di kawasan sekitar atau kawasan RT 03 RW 06 Desa Balamoa.
"Tidak lama setelah warga tersebut meninggal dunia, tim dari Puskesmas langsung melakukan swab massal. Dari 21 warga yang diswab hasilnya 14 orang positif Covid-19. Nah 14 orang ini rumahnya berada di sekitar tempat tinggal yang meninggal tadi. Setelahnya langsung dilakukan lockdown ini," ungkap Sugeng, pada Tribunjateng.com, Jumat (18/6/2021).
Selain karena ada warga meninggal dunia yang sebelumnya terkonfirmasi positif Covid-19, pemicu lain menurut Sugeng karena ada hajatan di lokasi atau Desa yang sama.
Selama lockdown, lanjutnya, warga yang akan memasuki area RT 03 RW 06, Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah wajib memakai masker.
Selain warga dari Desa tersebut, dilarang masuk oleh petugas yang berjaga. Jika ingin melintas maka harus putar balik atau mencari jalur lain.
"Selama lockdown akses Desa tertutup untuk umum atau yang bukan warga sini. Sementara yang boleh masuk adalah keluarga yang tinggal satu rumah, selain itu tidak boleh dan harus cari jalan lain," tuturnya.
Tambahan informasi, meski sudah dilockdown namun masih ada saja warga yang acuh dan bandel tidak memakai masker saat keluar rumah. Hal ini pun dikeluhkan oleh Sugeng yang kebetulan sedang berjaga di lokasi.
Saat ditegur ada saja alasan yang diberikan oleh warga, paling banyak beralasan karena mereka adalah warga Desa setempat dan hanya beraktivitas di sekitaran saja.
Namun banyak juga masyarakat yang patuh memakai masker saat keluar rumah termasuk anak-anak yang sedang bermain bola. (*)