Berita Viral
Tak Percaya Corona Warga Kuningan Tantang Pegang Jenazah Positif Covid-19, Berakhir Seperti Ini
Video seorang pria yang menantang memegang jenazah pasien Covid-19 viral di media sosial.
Penulis: Adelia Sari | Editor: abduh imanulhaq
Penulis : Like Adelia
TRIBUNJATENG.COM - Video seorang pria yang menantang memegang jenazah pasien Covid-19 viral di media sosial.
Video itu diunggah oleh sejumlah akun media sosial di antaranya Instagram @ndorobeii pada Minggu (20/6/2021).
Dalam video itu terlihat seorang pemuda yang mengenakan kaos pendek motif putih dan biru.
Sedangkan di belakangnya terdapat empat pria yang sedang duduk mengobrol.
Baca juga: Identitas Kerangka Manusia Ompong Rahang Menganga di Gunung Pegat, Nama: Setu Wigyo Wiyono
Baca juga: Sesaat Usai Buang Jimat ke Sungai Bengawan Solo, Sagimin Tiba-tiba Terpeleset Lalu Tewas
Baca juga: Warga Boyolali Kaya Mendadak Dapat Ganti Rugi Tol Solo-Jogja Rp 165 Miliar
Baca juga: Kisah Tragis Anak Kecil Panggil Orangtuanya Tergeletak Meninggal Usai Kecelakaan Maut Motor Vs Truk
Pemuda itu kemudian merekam ucapannya yang mengatakan jika ia tidak percaya corona.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh sadulur sadayana.
Punten saya membuat video ini dengan hati yang norma, hati yang sadar dan hati yang penuh kasih sayang.
Kaitan masalah covid, punten saya pribadi punten tidak ada maksud memprovokator dan sebagainya, cuman ini penilaian saya pribadi.
Saya punya penilaian terhadap covid, nggak ada yang namanya covid."
Bahkan dirinya mengatakan jika melakukan eksperimen dengan memegang pasien positif dan jenazah positif Covid-19.
"Sekalipun ada covid, bahkan ada yang meninggal karena sakit atau orang sakit karena covid, saya mau eksperimen. Saya akan pegang orang tersebut, saya akan pegang mayit tersebut. Kalau dua hari saya meninggal berarti benar covid itu ada.
Maaf saya tidak ada maksud memprovokasi tapi ini pernyataan hati saya. saya siap, saya siap eksperimen, saya pegang orang meninggal karena covid. Namun jika saya tidak mati, maka teman teman bisa melihat dan menjawab.
Puten, punten Saya tidak percaya yang namanya covid. Demi Allah, Wa Allahi ini ungkapan pribadi tidak ada olok - olok dari siapa pun. Saya tidak percaya yang namanya Covid19. Sekian dari saya Asep Sarkamullah."
Tak lama setelah videonya menyebar di sosial media dan viral, pemuda itu pun ditangkap polisi.
Dalam video selanjutnya, pemuda bernama Asep itu digelandang polisi.
Ia yang mengenakan kaos hitam terlihat tidak melakukan perlawanan sama sekali saar ditangkap.
Unggahan inipun mendapat banyak komentar dari para netizen.
@kakdanial "Salah satu dampak buruk ketidakpercayaan anda mengenai covid adalah jeruji besi"
@mebel_mebelan "Ngomongnya baik,, udah minta maap dlu mau berpendapat.. tapi tetep aja di ciduk...????"
@mama_nyahas "Lah kan serba salah skrng ngomng aja salah ...."
@roman_adul "Dia mau eksperimen,,, semoga di fasilitasi, agar isu copid ini jelas juntrunganya"
@abah.abidzaralfarizqi "Salahnya di mana? Dia gk menghina org lain, presiden, wakil rakyat"
Video itu sendiri beredar di media sosial sejak Jumat (18/6/2021).
Kemudian pada Sabtu (19/6/2021) Asep ditangkap oleh polisi dan dibawa ke Polsek Ciwaru, Kuningan, Jabar.
Dilansir dari Kompas.com, Asep diamankan di bengkel tambal ban.
Hal ini dibenarkan oleh Kapolsek Ciwaru Iptu Nurjani.
"Awalnya kami menerima informasi terkait viralnya video itu yang dibuat salah satu warga Ciwaru, ramai di medsos pada Jumat malam. "Kami langsung mencari keberadaan pria tersebut dan baru diamankan hari ini (Sabtu)," ucap Nurjani.
Asep ditangkap karena dikhawatirkan memprovokasi masyarakat luas tentang covid-19.
Pernyataan itu juga dikhawatirkan bisa mencederai tenaga kesehatan yang sedang berjuang.
"Karena khawatir memprovokasi dan mencederai teman-teman nakes karena banyak juga nakes yang kemudian menghubungi kita karena tidak terima dengan ucapan pelaku," kata Nurjani
Terlebih saat ini kasus Covid-19 sedang mengalami lonjakan.
Masyarakat sendiri dihimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M.
Yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Serta mengurangi mobilitas atau berpergian dan mengurangi kerumunan. (*)