Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Sri Sultan HB X Tak Jadi Lockdown DIY: Saya Nggak Kuat Ngragati Rakyat Sak Yogya

Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwono X menegaskan bahwa tidak akan memberlakukan lockdown

Editor: m nur huda
Istimewa//Facebook/Kraton Jogja
Abdi Dalem dalam prosesi Ngabekten, sungkem pada Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, 6 Juni 2019. 

TRIBUNJATENG.COM - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwono X menegaskan bahwa tidak akan memberlakukan lockdown di wilayahnya.

Hal ini dikarenakan, biaya yang harus dikeluarkan pemerintah kepada rakyat sangatlah besar jika lockdown dilakukan.

Sri Sultan HB X mengaku pemerintah tidak sanggup untuk menanggung semua biaya tersebut.

Lebih lanjut, Sultan menekankan bahwa pemberlakuan lockdown ini adalah pilihan terakhir.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat menemui wartawan di DPRD DIY, Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat menemui wartawan di DPRD DIY, Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta. (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Apabila semua upaya untuk pencegahan penyebaran Covid-19 sudah tidak ada yang bisa dilakukan lagi.

"Nggak ada kalimat lockdown. Saya nggak kuat untuk ngragati (membiayai) rakyat sak Yogya."

"Itu pilihan terakhir. Saya kan sudah bilang kemarin, lockdown tapi pemerintah tidak akan kuat," kata Sultan dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (22/6/2021).

Menurut Sultan, untuk sekarang ini pencegahan penyebaran Covid-19 diatasi dengan tetap memberlakukan PPKM.

Selain itu, Sri Sultan HB X juga menuturkan untuk jangan mudah mengatakan lockdown.

Karena pengertian lockdown itu sendiri berarti semua tutup, tidak ada orang yang berjualan.

Hanya apotek atau toko obat, lalu supermarket yang dibolehkan untuk tetap buka.

"Keputusannya tetap PPKM, di mana konsekuensinya jangan mudah mengatakan lockdown. Karena pengertian lockdown itu totally close."

"Orang jualan enggak ada, yang buka hanya apotek, toko obat dan supermarket, yang lain tutup. Pemerintah ganti duit untuk masyarakat. Kita nggak kuat," sambungnya.

Lonjakan Kasus Covid-19 di DIY Disebabkan oleh Banyaknya Wisatawan

Diberitakan sebelumnya, angka penularan kasus Covid-19 di Yogyakarta terus naik hingga menembus angka 600 kasus per hari.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved